Jeno menghampiri Mark di kamarnya. Dia ingin menanyakan sesuatu pada abangnya itu.
"bang"
"iya"
"abang punya nomor Haera gak, dari kemarin gak bisa di hubungi, aku datang ke rumah malah ketemu mantan abang"
Jeno belum tau soal Haera dan masalahnya, selama ini Jeno sibuk di kantor.
"masih nomor yg lama kok" balas Mark.
"gak aktif bang"
Mark hanya diam.
Jeno mengambil tempat duduk di samping Mark "bang, soal kak Rena, abang sudah tau? "
"sudah! "
Jeno melotot "masih baper ya, kasihan sahabat aku bang, aku jadiin pacar ke 5 aku dia mau gak ya? "
Pletak
Mark menoyor kepala adiknya itu dengan keras. Jeno dengan sifat kadalnya belum juga berubah meskipun sudah komitmen sama Jena.
"sifat buayanya kurangin ya, kamu kira Haera cewek apaan? " omel Mark.
"ciaahh abang cemburu" goda Jeno.
Mark gak membantah dan itu semakin membuat Jeno kegirangan.
"benaran bang, sudah mantap ni sama tu preman? "
Mark menatap Jeno bingung "preman apaan? "
"ya si Haera lah bang, kan tau sendiri tingkahnya seperti apa, preman pasar aja kalah tau sama dia"
Astaga Jeno, untung Haera gak dengar. Mark tersenyum simpul, kembali mengingat Haera dengan segala tingkah laku nya yg sangat ajaib. Mark merindukan gadis itu lagi.
"bang"
Mark tersentak kaget. Dia tadi melamun.
"ada apa? "
Jeno sepertinya tau kalau abangnya sedang memikirkan sesuatu.
"gak papa, soal kerjaan aja"
Jeno mengangguk.
Jeno mengeluarkan hp nya lalu menelpon Jena."hay baby"
"ada apa sayang? "
"Haera hubungi kamu gak, atau Cheslin? Tu anak gak keluar keluar dari rumah, mana nomornya gak aktif lagi"
"aku barusan chat sama Cheslin, kita lagi bahas Haera, gak tau juga yang, rencananya besok kita ke rumahnya"
Jeno di buat heran. Ada apa dengan Haera, gak seperti biasanya.
"ya udah kalau gitu, aku tutup ya"
Tut
"tu anak kemana sih? " gumam Jeno yg masih bisa di dengar Mark.
- - - - - -
Haera bosan di kamar. Dia jenuh tapi juga gak mau keluar karena kata Tania tadi mami Wendy gak pergi ke butik. Mami Wendy ada di rumah.
Haera melangkah kearah balkon kamarnya bersama Dal dalam gendongannya. Haera melepaskan Dal ke lantai lalu berdiri di sana sembari menatap lurus ke depan."Haera"
Haera kaget, dia sampai lupa sama sosok ini karena terlalu larut dalam masalahnya.
"bisa ngomong sebentar gak? "
Haera gak menjawab, gak juga menatap. Haera bersikap seolah olah gak ada orang di sana.
"Ra" panggil Mark lagi.
Haera tetap diam. Haera lalu membungkuk, meraih Dal dalam gendongannya lalu masuk kembali ke dalam kamarnya. Dia gak mau ngomong sama Mark.
Setelah tau siapa ibu kandungnya, Haera merasa dia gak pantas mengharapkan Mark lagi. Haera benar benar gak mau. Mereka sangat berbeda.
Mark di sana menatap balkon kamar Haera dengan tatapan sendunya. Gak papa Haera belum mau ngomong sama dia, setidaknya dia sudah melihat sosok gadis itu walaupun cuma sebentar. Sedikit mengobati rasa rindunya."kangen kamu Ra" gumam Mark.
- - - - -
Johnny baru sampai rumah, gak langsung ke kamar tapi malah memanggil Tania.
"iya pak"
"bawakan koper Haera ke mobil"
"sekarang pak? "
"iya"
Mami Wendy yg mendengar itu segera menghampiri suaminya.
"kamu kamu bawa kemana anak aku? " tanya mami Wendy tajam.
"Tania stop, jangan berani berani kamu sentuh koper Haera!"
Tania langsung diam di tempat mendengar suara lantang mami Wendy.
Rena menghampiri papinya "pi, dia adek aku, papi gak ada hak pisahin aku sama adek pi"
Papi Johnny menatap mami Wendy dan Rena bergantian "dia bukan adek kamu"
Tatapan papi Johnny mengarah ke istrinya "dia juga bukan anak kamu! ""kamu gak bisa seenaknya gitu, dia anak aku, Haera anak aku" Teriak mami Wendy.
Keadaan semakin memanas saat papi Johnny tetap pada keputusannya. Papi Johnny menghalangi Rena dan mami Wendy saat papi Johnny kembali memerintahkan pada Tania untuk membawa koper Haera keluar. Mami Wendy menggigit tangan papi Johnny lalu berlari ke arah kamar Haera saat Tania membuka pintu kamar Haera.
Mami Wendy menarik Haera lalu mendekapnya dengan erat."DIA ANAKKU, GAK BOLEH ADA YG AMBIL ANAKKU!"
mami Wendy seperti orang gak waras sekarang. Rena ikut bergabung dengan maminya, mendekap Haera dengan kuat "kalo papi berani bawa adek, aku bakalan nglakuin sesuatu yg gak pernah papi bayangin sebelumnya" ancam Rena.
Johnny menatap Rena dan mami Wendy "kalian berdua adalah luka untuk Haera sekarang, gak sadar?"
Mami Wendy menangkup pipi Haera lalu menatap mata Haera sendu "mami minta maaf, maafin mami dek"
Haera hanya diam, gak tau mau ngomong apa. Dia gak nyangka keadaan akan seperti ini.
Haera menatap papinya "ayo pi"Mami Wendy langsung merosot kebawah, memeluk kaki Haera dengan erat "maafin mami" lirih mami Wendy dengan suara paraunya. Rena mengelus surai Haera dengan lembut lalu menatap mata Haera "semua ini berawal dari kakak, maafin kakak"
Haera memalingkan tatapannya, dia masih kecewa pada Rena.
"dek" panggil Rena lagi.
Haera gak menggubris sama sekali.
Johnny memberi kode pada Tania untuk segera membawa koper milik Haera. Johnny segera menarik tangan Haera.
Tarik menarikpun terjadi antara mami Wendy dan papi Johnny.
Merasa usahanya percuma, mami Wendy segera berlari keluar, mengambil batu besar laluPrang
Prang
PrangMami Wendy menghantam kaca mobil milik papi Johnny dengan keras sampai kacanya retak. Mami Wendy mendorong Tania lalu mengambil koper Haera "berani papi bawa adek pergi malam ini, mami bakalan bunuh diri pi" ancam mami Wendy.
Haera sampai gemetaran, memilih menjauh saat tiba tiba mami nya menghajar papinya dengan brutal.
Srek
Seseorang menarik tangan Haera membuat Haera kaget setengah mati. Detik berikutnya Haera sudah ada dalam dekapan orang itu.
Haera seperti orang linglung saat ini, mau berontak tapi seolah tenaganya habis. Haera hanya diam saat orang itu mengelus surainya dengan lembut,"kangen kamu Ra"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)
General FictionMark dan Rena saling mencintai, suatu ketika Rena pergi meninggalkan Mark tanpa pamit membuat Mark sangat terpuruk, Haera dengan niat baiknya hanya ingin menghibur Mark, membantu Mark untuk keluar dari rasa terpuruknya, tapi siapa sangka Haera ma...