Rena baru ingat soal cincin yg tersemat di jari manis adiknya. Rena sudah tau waktu di rumah sakit tapi belum sempat tanya, jadi pagi ini sebelum ke kantor Rena menyempatkan diri untuk ngobrol dengan Haera.
"adek"
Haera sedang melipat selimutnya.
Rena tiba tiba meraih tangan Haera, memperhatikan cincin yg tersemat di jari manis Haera.
"ini cincin apa? "
"dari kak Mark" jawab Haera.
"Mark lamar kamu?"
"gak juga sih kak"
Rena mengangguk.
"oh ya kak, besok aku mau pergi ke makan mami papi, kakak mau ikut gak? "
"adek sama Mark? "
"iya"
"yaudah deh, kakak ikut tapi kakak pake mobil sendiri"
"ih kok gitu? "
Rena mencubit pipi Haera gemas "kakak gak mau jadi nyamuk! "
Setelah itu Rena melepaskan cubitannya "kakak ke kantor dulu ya"
Haera mengangguk.
Rena lalu keluar dari kamar Haera.
Saat di luar rumah Rena berpapasan dengan Jeno "hay kak" sapa Jeno."mau ke kantor ya Jen? " tanya Rena.
"iya"
Setelah itu Jeno masuk ke dalam mobilnya, begitu juga dengan Rena. Tiba tiba Jeno keluar lagi dari mobilnya, ada barang yg ketinggalan pikir Rena, gadis itu akhirnya pergi dari sana.
Rena mampir sebentar untuk beli kopi, setelah itu lanjut kearah kantornya. Tiba tiba mobil Rena berhenti, untung jalanannya gak rame. Rena langsung turun dari mobil. Sepertinya mesin mobilnya rewel lagi, mana Rena gak ngerti lagi soal begituan."mobilnya kenapa kak? "
Jeno menghampiri Rena lalu merendahkan badannya untuk mengecek mesin mobil Rena.
"gak tau Jen, tiba tiba aja mogok"
Jeno masih serius mengotak atik kabel di mobil Rena,
"coba kak nyalain mobilnya"
Rena segera masuk ke mobilnya, bibir Rena tersenyum saat mobilnya sudah bisa menyala, Rena langsung keluar dari mobil.
"Thanks ya Jen, gak tau lagi deh kalo gak ada kamu"
"santai aja kak"
"bye Jen, sekali lagi thanks ya"
"sama sama kak"
****
Seperti yg di rencanakan, Haera dan Mark sekarang sedang dalam perjalanan menuju makam mami Wendy dan juga papi Johnny. Di belakang mereka ada mobil Rena. Begitu sampai lokasi, Mark langsung menggenggam tangan Haera.
Tatapan Haera mendadak sendu, Rena merangkul Haera."hallo pi, mi" sapa Rena.
"pi, mi, adek datang" sapa Haera.
"hallo om Johnny, tante Wendy" sapa Mark.
Ketiganya lantas berjongkok untuk melakukan doa bersama. Setelah selesai berdoa, Haera Rena dan Mark lalu menaburkan bunga dan juga menyiram air di sana.
"mi, pi, adek kangen" cicit Haera pelan.
Mark tersenyum lembut kearah Haera, jemarinya menyaatu dengan jemari Haera, menguatkan gadisnya yg sedang sedih saat ini.
"om, tante, Mark datang untuk menjenguk sekaligus minta restu"
Haera menoleh kearah Mark, begitu juga dengan Rena.
Atensi Mark masih berfokus penuh ke nisan orang tua Haera, gak sadar kalau dua pasang mata sedang menatapnya saat ini dengan intens.Tangan kekar Mark menyentuh nisan papi Johnny "om Johnny, ijinin Mark buat lanjutin tugas om ya, Mark mau jaga salah satu princces om, Mark minta Haera om, Mark menginginkan Haera untuk jadi ibu dari anak anak Mark! "
Rena menghela nafas, tiba tiba menunduk dengan kedua tangan menyatu.
Tes
Tes
Tes..Itu airmata Rena, Rena gak menyangka kalau hal yg dia takutkan belakangan ini terjadi begitu cepat. Mark meminta Haera. Rena sadar, hal ini akan terjadi tapi tetap saja Rena merasa belum siap kehilangan sang adik. Mereka masih bisa bertemu tapi pasti rasanya akan sangat berbeda jika Haera sudah menikah.
"papi, mami, adek sudah besar ya" batin Rena.
"tante Wendy, Mark minta ijin buat lanjutin tugas tante Wendy, Mark minta Haera tan, Mark mau minta restu kalian"
Mark lantas memutar badannya untuk menghadap Rena,
"Rena, tepat di rumah baru orang tua kamu dan Haera, aku Mark, minta ijin sama kamu selaku kakak dari wanita yg aku cintai"
Mark lantas menatap Haera sebentar "Haera Dinata, aku minta restu mau nikahin Haera Ren, aku mau membawa hubungan kami ke jenjang pernikahan, aku janji akan jaga Haera seperti kalian menjaga dia selama ini, aku janji bakalan bikin Haera bahagia semampuku, aku minta restu dari kamu Ren"
Fusss
Angin tiba tiba berhembus cukup kencang, bertepatan dengan itu kepala Rena mengangguk "aku rasa mami dan papi juga setuju, aku Rena Dinata, selaku kakak dari Haera Dinata yg akan Haera langkahi, dengan ihklas memberi restu pada adikku untuk melangkahiku"
Rena tersenyum lembut kearah Haera "kakak memberikan restu buat kalian dek, dan buat kamu Mark, jangan sakiti Haera, kamu akan tau akibatnya kalau berani bikin adik aku sakit hati! "
Mark tiba tiba menekukan kaki nya di depan Haera, entah sejak kapan benda itu ada di tangan Mark, sebuah kotak cincin yg sangat cantik,
"Haera, Will you merry me? "
Haera sudah berkaca kaca sekarang, Haera menatap Rena dan langsung mendapatkan anggukan kepala dari kakaknya.
Haera lantas menatap Mark, tiba tiba bibirnya tersenyum haru dengan kepala mengangguk, Mark tersenyum lembut kearah Haera lalu memasangkan cincin di jari Haera. Setelah itu Mark bangun lalu merengkuh Haera kedalam pelukannya.
Mark gak ragu sama sekali dengan perasaannya terhadap Haera, Mark serius ingin membawa Haera ke jenjang yg lebih serius. Mark sangat yakin dengan pilihannya, hatinya sudah sepenuhnya milik Haera, gak ada lagi ruang yg tersisa, semuanya sudah terisi penuh oleh gadis bernama Haera Dinata. Babak baru akan segera di mulai dan Mark berjanji akan selalu membuat gadis yg ia cintai bahagia terus.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her (MARKHYUCK GENDERSWITCH)
General FictionMark dan Rena saling mencintai, suatu ketika Rena pergi meninggalkan Mark tanpa pamit membuat Mark sangat terpuruk, Haera dengan niat baiknya hanya ingin menghibur Mark, membantu Mark untuk keluar dari rasa terpuruknya, tapi siapa sangka Haera ma...