Prolog

16.8K 591 2
                                    

Sakala cakra wirgantara anak bungsu dari 3 bersaudara ia sering dipanggil kala oleh orang-orang terdekatnya, kala anak yang baru beranjak umur 15 tahun yang harus menghadapi kerasnya dunia, kejam nya semesta kepadanya anak yang harus merasakan kepahitan disetiap harinya.

Sakala, si anak yang polos dan ceria yang selalu memberikan senyuman teduh nya kepada semua orang yang ia temui termasuk dengan keluarganya. Walaupun ia tau ia hanya dianggap anak pembawa sial, anak yang hanya bisa menyusahkan anak yang bodoh.

Bahkan kala tidak tau kesalahan apa yang ia perbuat sampai keluarganya membencinya.

Setiap harinya kala hanya mendapatkan cacian, bentakan dan kata-kata kasar itu sudah menjadi makanan sehari-hari untuk nya. Meskipun begitu--

Kala tetap memberikan senyuman teduhnya. Kala tetap berjuang untuk mendapatkan perhatian dan maaf dari mereka meskipun ia tau hanya penolakan lah yang akan ia dapatkan. Tapi, kala tidak menyerah ia akan tetap berjuang dengan rasa sakit yang ia rasakan selama ini, ia tak akan menyerah sampai nafas terakhirnya.

"Kala ingin dipeluk sama bunda ayah abang gala dan abang genta, sebelum kala pergi"

Keinginan yang sederhana namun sulit untuk didapatkan. Apakah mereka akan menyesal telah mengabaikan kala si pemberi senyuman yang meneduhkan? Apakah kala akan merasakan pelukan dari mereka? Apa mereka akan memberikan apa yang kala inginkan?

~Sakala~

Sakala -[END]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang