orang bilang bila tertawa terus itu tanda nya akan menangis? Bagaimana kalau tanpa tertawa pun tetap menangis? Yang pasti menangis itu ada sebabnya.
Sama hal nya dengan kala. Ia tadi abis tertawa dan menangis, apa setelah ini ia akan kembali menangis atau malah sebaliknya?
"Yakin mau dianter sampe sini aja dek?". Tanya alex yang saat ini mereka sedang mengantarkan kala pulang.
Kala mengangguk "iya pah". Mereka yang ada disana menghela nafas pelan. Bukan apa, ini baru sampai gang dan kala malah ingin diturunkan disini.
"Masih jauh loh dek". Caka bersuara, ia tau jarak gang dan rumah kala terbilang tidak jauh maupun tidak deket. Tapikan ini sudah malam ia takut terjadi apa-apa dengan kala.
"Deket kaa...udah ya sampai sini aja makasih untuk hari ini aku seneng banget". Mereka mengangguk kala tau pasti mereka kecewa dengannya.
Pikiran yang salah kala!!
Nyatanya mereka tak marah apalagi kecewa mereka hanya khawatir.
"Kok pada diem, kalian marah sama aku ya?". Kala menunduk takut
"Heii, lihat mamah sayang...". Kala mendongak melihat sang mamah yang berada dikursi depan yang sedang menghadapnya.
"Kita gak marah sama kamu sayang...papah mamah sama kak caka itu hanya khawatir sama kamu bukan marah nak". Jelas anes
"Bener dek...inituh udah malem kita khawatir takut terjadi apa-apa sama kamu". Timpal alex yang diangguki oleh anes dan caka.
Kala memilin jari-jari kukunya "maaf...maaf bukan maksud aku buat kalian khawatir". Caka memeluk kala
"Bukan salah kamu dek...". Caka masih setia memeluk kala, sedangkan kala yang dipeluk merasa bersalah telah membuat mereka khawatir.
"Yaudah aku pulang dulu yaa, dadah papah mamah kak caka...". Kala bergegas keluar dari mobil alex
"Hati-hati dek/sayang". Sahut alex anes dan caka barengan kala hanya mengangguk dan tersenyum.
Kala kembali melangkah setelah kepergian mobil sang papah. Nyatanya kala tersenyum untuk menutupi rasa takutnya. Takut bila nanti ia kena amukan sang ayah maupun sang bunda.
Apalagi ia harus menahan sakit dipunggungnya karna mendapat pelukan yang terus menerus ia dapatkan. Untungnya mereka mempercayai alasan kala kenapa bisa mendapat luka lebam diwajahnya.
"Luka nya kenapa masih sakit aja sih shh". Kala mencoba memegang punggungnya yang terasa nyeri.
Akhirnya selama 20 menit berjalan ia sampai dirumahnya. Sebelum masuk ia mengatur nafasnya yang sedikit sesak.
"Jangan kambuh yaa jantungg". Kala segera beranjak untuk masuk kedalam rumah yang mungkin aja sudah pada terlelap karna waktu sudah menunjukan jam 22:15 wib. Anggap aja diindonesia ya wkwkk.
PLAK
Baru aja selangkah ia membuka pintu, namun yang didapat adalah tamparan dari sang bunda. Sakit sih tapi kenapa hatinya yang lebih menyesakkan?
"Bun--". Belum selesai kala berucap jihan kembali menampar kala dimana tamparan nya membuat kala sampai menoleh.
PLAK
"DASAR BERANDALAN KAMU!!". Kala hanya meringis sakit
PLAK
"MAU JADI APA KAMU HAH!!". kala masih diam rasanya pipinya mati rasa.
"Bun...ak--". Ketika jihan hendak menampar kala ada tangan yang mencekal tangannya.
"Bunda apa-apaan sih!!". Ujar gala sambil melepas cekalan tangan jihan dan langsung melindungi kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.