34

3.2K 174 20
                                    

Kala melangkahkan kakinya untuk menghampiri caka yang berada didalam kamarnya. Membuka pintunya secara perlahan dan kepalanya ia tampakan sedikit seperti sedang mengintip.

Ternyata yang ia lihat adalah pemandangan dimana sang kaka sedang
melamun. Ntah apa yang sedang kaka nya itu pikirkan. Ini bukan kali pertamanya ia melihat sang kaka diam melamun seperti ini, ia yakin pasti ada sesuatu yang kaka nya sembunyikan darinya.

"Hayyoo lagi mikirin apaan sih kok aku liat kaka jadi sering ngelamun gini". Ujarnya sambil duduk dipinggiran kasur caka.

Caka tersenyum "ngga kok, kamu kenapa hmm? Bukannya tidur udah malam juga". Tuturnya sambil mengelus rambut kala

"Hehee, aku gak bisa tidur". Tuturnya

Caka menggeser badannya agar kala bisa tidur bersamanya "sini tiduran disamping kaka". Pintanya, tak menunggu lama kala segera menepati dirinya disamping sang kaka lalu memeluknya.

"Kaka..."

"Apa hmm?"

"Aku tau kaka lagi mikirin sesuatu. Aku gak maksa buat kaka ceritain sama aku, tapi kalau kaka mau cerita aku dengan senang hati mendengarkannya hehee". Tuturnya sambil memainkan baju caka.

Usapan caka sempat terhenti mendengar penuturan sang adek, tapi setelah itu ia kembali mengusap punggung sang adek dengan penuh kasih sayang.

"Iyaa makasih udah pengertian sama kaka, dah sekarang tidur besok kita pergi kerumah sakit". Tangan yang semula memainkan baju caka seketika terhenti setelah mendengar kata 'rumah sakit.

"Kaka...kapan aku lepas dari rasa sakit?". Hati caka mencolos mendengar penuturan kala. Matanya memanas, ingin rasanya ia menggantikan posisi kala saat ini. Tapi ia hanyalah manusia, tak bisa melawan takdir ataupun menawar pada tuhan.

"Sabar yaa, sedikit lagi. Kamu mau kan berjuang lagi?". Tuturnya yang menahan isakkannya.

"Tapi...kalau aku memilih menyerah bagaimana?". Caka menggeleng kuat

"No. Kamu harus bertahan dan gak boleh nyerah yaa?? Kaka ingin egois gapapa kan? Kaka ingin kala selalu ada disamping kaka seperti ini". Kala mendongak melihat mata caka yang berkaca-kaca. Sungguh kala tak suka melihat sang kaka sedih karnanya.

Jemari kurus itu dibawa untuk menghapus air mata caka yang menetes "jangan nangis...aku akan berjuang sampai dimana aku harus berhenti untuk bertahan". Tuturnya sambil tersenyum

Caka membawa kala dalam dekapannya ia memeluknya dengan sangat erat seakan tidak ada hari esok.

"Ayo tidur". Yang diangguki oleh kala.

Tanpa menunggu lama kala langsung terlelap dengan damai. Caka berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Ya, semoga.

"Sweet dream baby boy cup..". Ujarnya yang diakhiri dengan satu kecupan dikening sang empu yang sedang terlelap sangat nyaman. Tak lama caka segera menyusul kala ke dalam mimpi.

《°•°○●○°•°》

"Galaaa bangunnn dah siang bego!!". Teriak genta didepan kamar gala.

Tak ada sahutan dari dalam, gak biasanya nih anak susah dibangunin-- pikir genta. Lantas genta segera membuka pintu yang tak terkunci.

Alisnya berkerut heran menatap kamar yang masih sangat rapih seakan tak tersentuh oleh pemiliknya.

"Kemana dah tuh bocah". Genta bergegas keluar kamar dan berhenti sejenak didepan kamar yang sudah tak berpenghuni sejak beberapa bulan belakangan ini.

Sakala -[END]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang