Kala sangat menikmati momen bahagia ini. Setelah satu bulan ia kembali, dan satu bulan juga ia sudah mendapat begitu banyak kasih sayang yang melimpah dari ayah dan bunda, papah dan mamah lalu bang gala, bang genta dan kak caka.
Ini sudah lebih dari cukup, kala tidak meminta lebih dari ini. Jika tuhan menghendaki ia untuk mendapatkan yang lebih dari ini ia akan menerima dengan senang hati.
"Hayyoo!! Ngelamunin apasih kok senyum-senyum sendiri hmm?". Ujar galen yang saat ini mereka sedang berada ditaman belakang rumah galen.
Mereka semua sedang quality time sesuai permintaan kala kemarin. Papah alex dan mama anes tentunya ada disini dan tak lupa juga ada sang kaka caka.
Keluarga galen memutuskan untuk membeli rumah disebelah rumah galen yang kebetulan rumah itu sedang dijual jadi alex memutuskan untuk membelinya. Ini juga permintaan caka yang tidak mau jauh dari kala, bahkan caka selalu menginap dirumah galen.
Galen dan keluarganya tidak mempersalahkan itu, sebab dengan adanya mereka akan menambah kebahagian untuk keluarganya terutama untuk kala.
"Hehee, aku seneng aja. Akhirnya aku bisa kumpul kaya gini, ngerasain bagaimana menghabiskan waktu bersama keluarga". Galen terharu dengan jawaban sang bungsunya.
Galen mengelus rambut kala dengan lembut "maafin ayah ya? Maaf ayah belum bisa jadi ayah yang terbaik untuk adek...ayah yang sudah memukul adek, menyakiti adek, maafin ayah ya". Pintanya
Kala menghamburkan dirinya dalam dekapan sang ayah "aku sudah maafin ayah bahkan sebelum ayah minta maaf, sekarang aku bahagia". Sahutnya
Galen mengecup kepala kala "ayah jauh lebih bahagia, sekarang kita mulai dari awal lagi ya? Ayah, bunda, abang gala dan bang genta kita akan membuktikan kalau kita sudah berubah". Kala hanya menganggukan kepalanya.
Mereka yang berada disana hanya bisa menyaksikan momen ayah dan anak yang saling mengungkapkan perasaannya.
Jihan bahagia keluarganya kembali utuh, kembali bahagia dan tidak akan ada lagi kesalahpahaman didalam keluarganya. Ini akan menjadi pelajaran untuk dirinya dan juga suami dan anak-anaknya.
"Terima kasih sudah menerima kala kembali". Tutur anes yang tepat berada disamping jihan.
Jihan tersenyum "aku yang seharusnya berterima kasih sama kamu dan juga alex karna sudah menjaga kala sampai dia sembuh seperti sekarang. Dan terimakasih juga sudah membawa kala kembali pada keluarga ku". Sahutnya
"Emm...itu memang sudah kewajiban aku sebagai seorang ibu dan alex sebagai seorang ayah untuk kala, meski bukan kandung"
"Kamu tau? Aku berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa kala akan sembuh, karna aku sungguh tidak tega melihat kala yang terus merasakan sakit. Aku sebagai seorang ibu pastinya merasakan apa yang kala rasakan, dalam waktu tiga bulan kita berusaha untuk menyembuhkan kala, apapun kita lakukan dan pada akhirnya usaha dan keyakinan kita membuahkan hasil"
"Kala dinyatakan sembuh"
Jihan memeluk anes, ia merasa sosok ibu yang paling jahat didunia ini. Jihan merasa tidak pantas menyebut dirinya sebagai seorang ibu. Nyatanya anes lah yang menggambarkan sosok ibu yang baik dan tulus.
"Makasih anes makasih, hiks...hikss aku tidak tau bagaimana nasib kala kalau tidak ada kamu dan alex. Bahkan aku sebagai ibu kandungnya tidak mengetahui dengan baik kehidupan anakku, kala sakit parah dan aku tidak tahu, dengan tidak berperasaan aku malah menambah rasa sakitnya hikss...hikss". Anes mengusap punggung jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.