Kala benar-benar pergi kerumah sakit dan kebetulan sekarang hari libur jadi ia tak perlu repot-repot membuat izin kepada pihak sekolah.
"Mau kemana lu?!". Tanya genta yang sedang bersantai diruang tamu dengan ditemani bundanya.
"Mau kerumah teman bang". Bohong kala, kala mana ada punya teman? Dia sendiri tak memiliki teman satu pun.
"Alahh paling juga ngayab kan lu keluyuran gak jelas". Sahutnya yang sedikit menyakiti kala atas tuduhan yang tak ada benarnya. Namun, kala tetap tersenyum.
Bodoh memangg^_^
"Gak kok aku beneran mau kerumah temen aku buat ngerjain tugas". Ujarnya yang sudah pasti tak akan ada yang percaya. Lagi pula siapa yang mau mempercayainya meskipun ia bilang mau mati sekalipun.
"Yaudah sana gausah pulang sekalian". Ucap jihan tanpa menoleh, jihan berucap tanpa memikirkan perasaan kala.
Seperti biasa kala masih tetap tersenyum dengan bibir yang pucat? Apa mereka tak melihatnya? Sudah pasti tidak, mau kala keluar darah pun sepertinya tak ada yang perduli kecuali satu orang yang sedari tadi memperhatikan mereka dari anak tangga.
"Kalau gitu kala berangkat assalamualaikum". Pamitnya langsung melangkahkan kakinya pergi, ketika sampai didepan pintu ia berhenti.
"DOAKAN ADEK YA SUPAYA BISA PULANG KERUMAH". ucapnya lantang, ia langsung bergegas keluar sebelum ada yang menyahutinya.
"Aneh"
•《><》•
Kala pergi menggunakan taksi, tak membutuhkan waktu lama ia telah sampai dirumah sakit yang sudah menjadi rumah kedua baginya.
Tok tok tok
"Permisi". Ucap kala setelah sampai diruangan spesialis dalam
"Masuk"
Ceklek
"Kala kamu kenapa baru datang hah! Kan saya sudah bilang kamu harus rutin untuk check-up minimal dua minggu sekali". Baru saja kala masuk ia langsung disuguhi dengan omelan yang biasa ia dengar.
"Hehe, kala lupa dok lagian juga kan aku sudah jarang kambuh tapi akhir-akhir ini suka kambuh". Ucapnya jujur
"Sini duduk". Pinta sang dokter yang tak lain namanya dr. Reandra bagaskara ia dokter yang menangani kala sejak kala sakit ya sudah terhitung kurang lebih 3 setengah tahun semenjak kala divonis sakit kangker darah.
Lama juga ya kala sakit parah:))
Dan dari sanalah ia mengenal kala, ia sudah menganggap kala seperti adiknya sendiri jadi ia sangat marah jika tahu kala tak melakukan kemoterapi setidaknya untuk check-up.
"Jadi?". Tanyanya setelah kala duduk dibrankar yang sudah disediakan.
"Apa?". Tanyanya polos
"Kenapa akhir-akhir ini sering kambuh? Kamu gak meminum obat mu secara rutin? Kan sudah saya bilang minum obat dengan rutin jangan sampai telat dan kamu jangan sampai kelelahan kala"
"Jangan memancing penyakit mu untuk kambuh". Lanjutnya
"Maaf aku memang akhir-akhir ini cukup sibuk mungkin karna banyak tugas yang diberikan guru, sampai aku lupa untuk meminum obatnya". Tidak bohong namun ada juga kebohongan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.