Hari ini sesuai janji alex pada kala ia akan mempertemukan kala dengan keluarganya. Meskipun sejujurnya alex merasa berat melepas kala, tapi sekali lagi ia berfikir bahwa ini demi kebahagiaan kala.
Setiap orang mempunyai kesempatan kedua bukan? Maka dari itu alex dan anes memberikan kesempatan untuk galen dan jihan memperbaiki semuanya.
"Papah. . ." Panggil kala yang saat ini mereka sedang berada didalam pesawat.
"Kenapa hmm?"
"Kaka kenapa gak mau duduk bareng aku?". Semenjak kejadian kemarin caka benar-benar mendiaminya, bahkan caka tak menjawab kala jika bicara.
Kala sedih apa kakanya begitu marah padanya? Tapi kenapa? Apa karna ia ingin pergi menemui keluarganya? Kala dibuat pusing dengan pikiran tentang mengapa caka mendiaminya.
"Kaka cuma pengen duduk sama mamah, gak tau tuh kenapa kaka mu jadi manja banget sama mamah haha". Ujarnya sedikit bercanda.
"Kaka marah ya sama aku?". Alex menggeleng "heii...kaka gak marah sama kamu, mungkin kaka hanya butuh waktu sendiri". Tuturnya
Kala diam tak ingin melanjutkan obrolan ini. Seseorang yang sedang dibicarakan oleh kala dan alex sedari tadi memperhatikan mereka. Dan ia bisa melihat raut wajah kala yang sedih karna dirinya.
Sejujurnya caka merasa bersalah karna telah mengabaikan kala. Tapi ia masih tak bisa terima dengan kembalinya kala pada keluarganya, pikiran buruk selalu datang menghantuinya.
Semoga apa yang ia takutkan tidak terjadi. Berulang kali caka menghembuskan nafasnya, anes yang berada disampingnya merasa risih dengan anaknya yang tampaknya sedang gelisah.
"Kenapa kak?"
"Eh, gapapa mah". Anes mengelus rambut caka "yakin gapapa? Dari tadi mamah perhatiin kamu ngehela nafas mulu". Ujarnya
"Gapapa mamah ku yang cantikkkkk, aku cuma bosen aja kenapa lama banget sampai nya". Sahutnya
"Yasudah, kamu istirahat aja kaya adek noh liat nyenyak banget tidurnya sama papah". Tunjuknya pada dua pangerannya yang duduk terpisah dengannya.
Caka mengikuti arah jari telunjuk mamanya dan disanalah ia melihat pemandangan yang membuat hatinya menghangat melihat kala yang tertidur pulas didalam dekapan sang papah.
"Adek polos banget ya mah kalau lagi tidur, kaya bayii". Tuturnya yang diangguki oleh anes.
"Emm...adek mu memang seperti bayi lucu dan menggemaskan". Sahutnya
Tak ada percakapan lagi, hanya di isi dengan keheningan. Mereka sibuk merekam momen ini didalam memori ingattannya.
《°•°○●○°•°》
"Bunda. . ."
Jihan yang merasa terpanggil menoleh melihat putranya berjalan menghampirinya "kenapa bang?". Tanyanya yang kembali fokus untuk memasak.
"Gapapa, cuma manggilin aja hehe". Sahutnya
Jihan menggeleng heran dengan anak sulungnya ini "kirain kenapa bang". Tuturnya
Gala berdiri disamping jihan memperhatikan sang bunda yang sedang memasak banyak. Ia cukup heran kenapa bundanya memasak sebanyak ini? Apa akan ada tamu yang datang? Pikirnya.
"Bun, kok tumben masak nya sebanyak ini? Apa bakal habis?". Tanyanya yang penasaran
"Pasti habis dongg"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.