Saat ini kala sedang bersiap untuk berangkat sekolah selesai dengan acara bersiap nya kala langsung bergegas turun ke bawah. Saat melewati meja makan kala melihat keluarga nya yang sedang sarapan dengan diselengin oleh candaan yang dibuat oleh salah satu abang nya yang berakhir membuat yang berada disana tertawa tanpa nya.
Huft...
Ternyata selama apapun terbiasa dengan keadaan seperti ini tetap aja rasanya masih sama menyesakan. Tidak ingin menggangu mereka kala melewati meja makan tanpa berminat untuk bergabung walau sebenarnya ingin.
"Gak liat ada orang lu". Cibir gala galendra wirgantara kaka pertama kala.
"Biarin aja lah bang orang kaya gitu emang gak punya sopan santun". Timpal gentala galendra wirgantara kaka terakhir atau kedua kala.
Kala yang mendengar sindiran mereka hanya bisa tersenyum dibalik rasa sakit hatinya. Dua orang yang berstatus ayah dan bunda dari 3 anak ini hanya diam acuh tak acuh.
"Cihh gak ada rasa bersalah nya lo ya, gak liat disini ada orang hah! Ada bunda sama ayah setidak nya lu pamit lah". Sarkas genta yang hanya mendapat tatapan kala yang sulit diartikan
"Iya maaf abang ayah bunda maafin kala ya hehe, kala buru-buru soalnya hari ini kala ada piket kelas". Senyuman teduh nya tak pernah luntur dari wajah manisnya yang membuat orang yang berada disana menatap heran dengan anak satu ini, kenapa dia masih tetap saja tersenyum? Begitulah yang ada dipikiran mereka ralat satu diantara mereka.
"Alesan aja kamu". Ketus sang bunda jihan anastasya putri yang menatap nya dengan enggan
"Kala gak bohong kok beneran deh, yaudah kalau gitu kala berangkat dulu ya semuanya dan maaf sudah mengganggu sarapan kalian". Membela diri pun rasanya percuma karna tidak akan ada yang percaya bahkan peduli terhadapnya.
"Udah-udah sana merusak suasana aja". Usir sang ayah galendra putra wirgantara dengan memperagakan tangan nya yang seakan-akan kala ini hanya orang asing yang mengganggu ketenangan nya, atau memang kala hanya orang asing?
Melangkah kan kakinya menuju garasi, bila kalian berfikir kala akan mengendari motor atau bahkan mobil kalian salah besar. Pada kenyataan nya kala hanya mengendari sepedanya yang telah usang namun masih layak untuk aska gunakan-kurang lebih seperti itu yang ada dipikiran kala.
Kala termasuk dari orang yang berada bahkan terpandang dikalangan masyarakat. Ya, yang bikin membedakan adalah kasih sayang orang tua nya terhadap nya dengan kedua abangnya namun kala tak mempersalah kan itu toh nanti juga ayah dan bunda bakalan memperlakukan kala seperti kedua abang nya kan? Semoga.
Kala baru saja memasuki sekolah menengah atas. Ya, kala baru kelas 10 berbeda dengan kedua abang nya yang sudah kelas 12 mereka berada disatu sekolah yang sama yaitu sekolah CAKRAWALA dimana pemilik sekolah nya adalah kedua orang tua gala genta dan kala.
Tapi, tak ada satupun yang tau bahwa kala adalah anak dari orang yang mempunyai sekolah ini yang mereka tau hanya gala dan gentala lah anaknya. Sekarang memang belum mungkin nanti mereka akan tau.
Tak menempuh waktu lama kala telah sampai disekolah, tidak ada sambutan untuknya berbeda dengan kedua abang nya mereka begitu banyak sambutan dan teriakan dari murid disana. Tidak, kala tidak iri kok kala hanya ingin tau gimana rasanya disambut seperti itu tidak apa-apa hanya satu orang saja kala sudah senang banget.
"Heh ada anak beasiswa nih hahaa". Ucap salah satu murid yang suka meremehkan dan membulyy anak yang dari kalangan biasa atau beasiswa.
"HAHAHHH!!". ketawa mereka yang seakan-akan ini sangat lucu untuk ditertawakan.
"Emang kenapa kalau aku anak beasiswa?". Tanya kala polos
"Weshh berani ngejawab lo ya hahaa"
"Kala gak boleh jawab emang?". Lagi-lagi pertanyaan polos yang kala lontarkan
"Jangan sok polos deh lo". Sarkas bima orang yang dari awal meremehkan kala
"Yang bilang aku sok polos siapa coba". Gumam aska yang masih dapat didengar oleh mereka yang berada disana.
"GUA, GUA YANG BILANG LO SOK POLOS TERUS KENAPA HAH?". Mendengar bentakan bima seketika nyali kala menciut.
"..."
"JAWAB LO, KENAPA? TAKUT? HAHAHH". lagi-lagi hanya kebungkaman kala tanpa mau menjawab nya.
"Buat apa kala takut sama kakak? sama-sama makan nasi kok jadi gak ada alasan buat kala takut sama kaka". Ntah keberanian dari mana kala berani berucap lantang seperti itu.
"Oh lu belum tau siapa gua hah?!"
"Emang nya kaka siapa sampe aku harus tau?"
"GILA LO BENERAN GAK TAU GUA?"
"Iya gak tau"
"jadi target gua boleh juga nih ya gak bro". Tanya bima pada anak buah nya
"Maksud nya apa kak?". Tanya kala yang sama sekali tidak paham apa yang mereka bicarakan, katakan kala anak yang bodoh.
"Gua gak akan bikin hidup lu tenang selama lo masih sekolah disini camkan itu". Ujar bima sambil menunjuk dihadapan muka kala
"Salah aku apa?"
"Salah lo itu dah berani jawab gua!! Paham lo!?"
"Kak gini ya, kalau orang ngomong sama kita terus gak dijawab itu gak baik tau". Ucapan kala yang sama sekali tidak ada takutnya
"BACOT LO"
"gak baik kak ngomong ngegas kaya gitu"
"LO SIAPA HAH NGATUR-NGATUR GUA!?
"Ya bukan siapa-siapa sih". Polos kala yang masih saja menjawab
"Ck, liatin aja gua gak akan bikin lu betah disini inget itu". Setelah mengatakan itu bima segera pergi diikuti oleh kawan-kawannya.
Mereka yang melihat kejadian ini hanya melihat tanpa mau melerai nya ada juga yang membisikan ke-sok polosan kala yang dianggap hanya pura-pura.
Tak ingin ambil pusing kala melanjutkan langkah nya yang sempat tertunda dengan hal yang tidak penting. Sesampainya dikelas kala langsung bergegas merapihkan kelasnya, memang kala tidak bohong apa yang dia ucapkan dirumah tadi memang itu faktanya.
"Upss sori ga sengaja". Ujar siswi yang sengaja menginjak lantai yang sedang kala pel
"Iya gak apa-apa, bisa kala bersihin lagi kok"
"Yang bersih yaa, dah yu keluar". Siswi itu melangkahkan kaki nya tanpa rasa bersalah, lantai yang sudah kala pel kembali kotor karnanya. Kala hanya bisa pasrah toh kalau dia ngelawan atau protes pada akhirnya tetap kala lah yang disalahkan.
Huft..lelah juga ya
Tak lama bel masuk pun berbunyi yang menandakan jam pelajaran akan segera dimulai. Kelas kala pun riuh dengan murid yang bergegas masuk kedalam kelas.
Kala hanya duduk seorang diri dipojok belakang kanan tanpa mau ada yang menemaninya, kala pun tak tau kenapa mereka tidak mau berteman dengannya.
Seperti ini lah awal kegiatan kala disekolah tak ada yang menyenangkan namun sedikit menghibur bagi nya. Tidak tau kalau besok lusa atau nanti apakah akan sama seperti ini atau bahkan lebih parah dari ini? Ntahlah.
~Sakala~
..
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.