4

4.2K 267 5
                                    

Kala meneteskan air matanya jika mengingat kejadian tadi pagi yang sangat menyakitkan. Bukan, bukan karna perlakuan bima dan geng nya tapi karna ia sedih karna ia melihat salah satu abangnya yang hanya diam melihatnya kesakitan dan pergi tanpa mau menolongnya.

Berkat kekuatan yang kala paksakan kala berjalan tertatih-tatih menahan sakit dibagian kepala dan dadanya sampai pada akhirnya kala berakhir disini sekarang yaitu uks.

Abang kenapa gak mau bantuin aku? Segitu bencinya abang sama aku? Salah aku apa? Kalau abang senang melihat aku seperti itu kala tidak apa-apa menerima sakit seperti ini setiap hari bila itu bisa membuat abang senang--pikirnya

Sebegitu inginnya ia melihat abang nya senang karnanya meskipun ia harus menahan sakitnya.

"Kamu kenapa nangis?". Tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk yang mungkin teman abang-abangnya.

"Gapapa kak hehe". Senyumannya terbit hingga menghilangkan mata sipitnya yang sama sekali tak terlihat.

"Sakit banget ya pasti?". Pertanyaan yang seharusnya tak perlu ditanyakan bodoh!! Itu sudah pasti sakit.

Kala heran. "Sakit?". Tanyanya polos

"Iya"

"Apanya yang sakit?"

"Jidat lu apa gak sakit?"

"Sedikit kok". Bohongnya

"Kamu kala kan? Adeknya gala sama genta?". Dia ini sebenarnya siapa sih kok bisa tau aku adeknya abang?--pikirnya

"Iya ka, kok kakak tau?". Kala yang penasaran dia ini siapa langsung saja bertanya.

"Oh iya kenalin kaka caka temannya abang kamu". Caka tau siapa kala, ia hanya ingin mengenal kala lebih dalam lagi karna ia sebenarnya tidak tega dengan perlakuan gala dan genta terhadap anak yang polos ini.

Singkatnya caka mempunyai sedikit rasa sayangnya terhadap kala. Namun, tak ada yang tahu akan itu karna ia menutupinya dengan rapat.

"Oh kaka teman nya bang gala sama bang genta"

"Iya, kamu kok bisa diplester gitu kening nya?". Caka tau apa penyebab nya namun sekali lagi ia tak ingin siapapun tau bahwa ia memperhatikan kala.

"Oh ini, iya tadi aku kejedot tembok yang lancip jadi ya gini deh tapi gapapa si gak terlalu sakit juga kan udah diobatin hehe". Caka yang mendengar jawaban kala hanya diam pura-pura percaya saja.

"Lain kali hati-hati". Ucap nya tulus sambil mengusak kepala kala dengan sayang.

Kala yang dapat perlakuan seperti itu rasanya senang. Karna ini orang yang kedua setelah bi mirna yang suka mengusak kepalanya.

"Oiya kaka sendiri ngapain kesini sakit juga?". Kala yang heran dengan caka karna ia tak melihat kalau caka ini sakit.

"Bolos". Jawabnya santai

"Kaka bandel juga ihh"

"Biarin asal kamu jangan bandel juga kaya gua". Sahutnya

"Kenapa?"

"Gapapa"

"Abang ga boleh keseringan bolos nanti bodoh loh". Ujar kala

"Jangan kaya aku yang bodoh". Lanjutnya sambil menundukan kepalanya

"Siapa yang bilang kamu bodoh?"

"Aku"

"Ck, gak boleh nganggap diri kamu ini bodoh kala"

"Tapi emang iya aku ini bodoh bang"

"Gak ada yang bodoh". Ketusnya

"Iyaiya"

Sakala -[END]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang