Flashback on
"Bagaimana keadaan kala?". Tanya alex pada sang sahabat yang menangani kala.
Dokter itu terdiam menghela nafas sebelum menjawab "tidak baik. Kamu sendiri pasti tau orang terkena kangker sangat sulit untuk disembuhkan apalagi ini sudah stadium akhir". Tuturnya
Alex diam "aku memang tau karna aku juga seorang dokter, tapi kita masih bisa berusaha kan ram?". Tanyanya pada sang sahabat yang tak lain namanya dr. Rama aditiama zayan.
Rama menghela nafas "sejauh ini kita sudah berusaha lex, dan lihat!! Perubahan itu memang ada tapi hanya sedikit. Kita juga sudah melakukan apapun termasuk kemoterapi yang sudah kala jalanin". Jelasnya
"Tapi. . ."
"Kita hanya bisa berdoa dan berusaha tapi yang menentukan berhasil atau tidaknya hanya tuhan lex dan kita harus yakin bahwa hasilnya akan baik. Tapi kembali lagi serahkan semuanya pada tuhan apapun yang terjadi". Ujarnya memotong ucapan alex
Alex menunduk, bagaimana ia memberi tahu ini pada sang istri dan juga putranya? Apa yang mereka takutkan ternyata terjadi.
Selama lima bulan ini mereka sudah berusaha memberikan pengobatan yang terbaik untuk kala. Tapi tuhan berkata lain, kalanya tidak dinyatakan sembuh.
Kalanya pasti sedih jika tau ia tak bisa sembuh. Ia tak siap melihat raut wajah kala yang sedih seperti ia lihat waktu pertama kali ia melihat kala membuka matanya selepas operasi donor ginjalnya.
Saat itu tak ada binar ceria dari kedua bola matanya yang ada hanya tatapan kosong dan juga...redup.
Bagaimana jika ia melihat hal itu lagi?
"Lex...apapun yang terjadi kita harus terima. Saat ini kita hanya perlu disampingnya, jangan menunjukan kesedihan kita padanya dan buatlah ia bahagia". Ujarnya
"Kebahagiaan kala yang sesungguhnya hanya pada keluarga kandungnya. Apa gua harus melepas kala dengan mereka? Tapi itu terasa berat". Tuturnya
Rama menepuk pundak alex seakan menguatkan "jika itu kebahagiaannya kenapa ngga? Melepas kala bukan berarti kala meninggalkan lu, lu masih bisa lihat kala didekatnya". Sahutnya
"--pikirkan perasaan kala, bukankah kala menginginkan ini untuk bertemu keluarganya? Sudah cukup lu membawa kala sekarang biarkan kala kembali". Lanjutnya
Alex menghela nafas ringan "gua takut. Takut kalau kala kembali disakitin lagi, gua harus gimana? Mereka semua gak bisa gua percaya ram...". Sahutnya lirih
Rama sungguh paham, membuat keputusan ini bukanlah perkara yang mudah. Ingin melepaskan namun ia takut kalanya kembali tersakiti, disisi lain jika tidak melepaskan sama saja ia membuat kalanya terluka.
Pilihannya sama-sama memberi rasa sakit untuk kala jika tidak dilakukan. Maka ia harus memilih salah satunya.
"Baik...gua akan melepas kala". Tuturnya
Flashback off
"Papah"
"Kenapa boyy"
"Hasilnya gimana?". Alex melunturkan senyumnya, seharusnya ini menjadi momen yang bahagia dengan segala harapan yang telah mereka tanamkan.
Namun takdir tetaplah takdir, kita hanya bisa berusaha yang terbaik tapi semua keputusan tetaplah pada yang kuasa.
"Emm...adek mau janji?". Kala menatap alex dengan tatapan bertanya meski ia tahu hasilnya 'tidak baik. Tapi apa boleh buat? Kala hanya bisa berpasrah, jika memang ada keajaiban ia dengan senang hati menerima keajaiban itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.