Tak ada yang tau perihal apa yang terjadi hari ini esok atau lusa. Tak akan ada yang tau apa yang akan dihadapin baik itu buruk ataupun tidak, senang atau tidak. Tapi yang harus dilakukan adalah menerima apapun yang terjadi senang tidak senang, suka tidak suka harus tetap dijalanin.
Kuncinya adalah bersyukur dan ikhlas.
Angan-angan bertemu dengan alex kala malah tak sengaja bertemu dengan galen ayahnya. Bukan apa, kala hanya tak ingin dicap sebagai anak berandalan pulang sekolah bukannya langsung pulang malah keluyuran.
"Ngapain kamu disini hah?!". Pelan sih tapi...cukup terdengar yang berada disekitar mereka berdua.
Deg
"Aaa..yah itu aku mau bertemu sama orang hehe". Kala berharap galen mempercayainya
"Yakin bertemu sama orang? Bukan untuk meminta-minta dicaffe ini hmm?". Semenyedihkan itukah kala dimata sang ayah?
Kala mengangguk "iyya yah". Tak lupa kala menampilkan senyumannya tak perduli tatapan orang sekitar yang menatapnya dengan tatapan kasihan ada juga yang abai.
"Jangan sampai saya tau kalau kamu minta-minta, jangan bisanya hanya bikin malu saya aja". Kala terkekeh miris, hidupnya kenapa gak bisa dibanggain? setidaknya dirinya bisa membanggakan keluarganya bukan menyusahkan seperti ini.
"Aku gak minta-minta kok, ayah tenang aja. aku bener-bener mau ketemu sama orang kok beneran deh gak boong". Galen melengos pergi meninggalkan kala sendiri dengan luka yang mungkin menurut orang lain ini adalah hal yang biasa aja tapi yang paham akan posisi kala pasti tau seberapa terlukanya kala oleh perkataan sang ayah.
Gapapa kala gapapa semuanya baik-baik aja
"Heyy". Sapa seseorang yang menepuk kala
Kala menengok "kak caka...". Ya, caka tak sengaja bertemu dengan kala. Ia pikir ia salah orang ternyata benar dugaannya bahwa ini kala.
"Ngapain disini hmm?". Lembut sangat lembut ketika caka berujar
"Mau ketemu orang"
"Ohh, sama dong". Sahutnya yang mendapat tatapan heran dari kala
"Hehee kok bisa kebetulan ya". Caka mengedikan bahunya
"Disuruh sama papah gua kesini, katanya sih mau ketemu sama seseorang yang belum sama sekali gua temuin". Jelasnya yang diangguki oleh kala, btw sekarang mereka sudah duduk dibangku yang ada disana ya.
Terjadi keheningan diantara mereka berdua. Kala dengan pikiran takut bila mama dan kaka tirinya tak menerima kehadirannya. Sedangkan gala? ntahlah.
"Abang!". Teriak alex ketika melihat caka sang anak.
Caka dan kala menoleh...
"Papah/papah". Caka dan kala saling menatap
Alex dan anes juga saling tatap, mereka heran kok ini bisa kebetulan atau emang sudah jalan skenarionya seperti ini? Dimana caka sang anak sedang duduk dengan kala anak yang akan ia kenalkan pada caka dan anes.
"Kompak banget kalian". Sahut alex lalu duduk satu meja dengan caka dan gala.
Tak ada sahutan baik dari kala maupun caka. Mereka sibuk mencerna situasi saat ini.
"Heyyheyy kok malah ngelamun sih hmm?". Anes memecahkan keheningan yang dibuat oleh kedua putranya. Iya gak salah kok sekarang ia menambah pangerannya.
"Jangan bilang kalau adek yang papah maksud itu kala?". Alex tersenyum lalu memegang tangan kala dan menganggukan kepalanya kala hanya diam bukan berarti ia tak memahami situasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.