28

3.3K 189 22
                                    

Kita tak bisa menghentikan waktu, ini satu-satunya momen yang kita punya. Antara kita membiarkannya terlewati begitu saja atau kita buat semesta tahu bahwa kita mengisinya dengan cinta dan kasih sayang. Sehingga waktu yang terlewat tak begitu sia-sia.

Namun, bagaimana jika waktu yang sudah berlalu diisi dengan cacian dan bentakan? Jika diperbaki lagi apa akan utuh seperti semula?

Apa semuanya akan berubah menjadi baik-baik aja?

Manusia tetaplah manusia tak luput dari kesalahan. Sengaja atau tidak bila sudah menyakiti seseorang tetap aja orang itu akan merasakan sakitnya.

Semuanya sudah terjadi waktu yang sudah berlalu tak akan bisa diulang kembali. Mau menangis meraung-raungpun bila semua sudah terjadi tetaplah terjadi tak akan merubah semuanya.

Dua hari, dalam dua hari genta sudah kembali membuka matanya. Satu yang ia tau saat ini, bahwa ia berada dirumah sakit karna tingkah bodohnya.

Air matanya tiba-tiba keluar dari sudut matanya. Ia teringat mimpinya bertemu dengan adiknya. Genta terkekeh masih pantaskah ia menyebut kala sebagai adiknya?

Dalam mimpi itu, wajah kala berseri tak ada beban yang ia pikul. Tak ada raut lelah diwajahnya, tatapan matanya membuatnya takut. Takut pertemuan itu adalah akhir ia melihat senyuman adiknya.

Mimpi genta

Ia bertanya-tanya saat ini ia berada dimana? Tempat yang begitu asing namun tenang. Apakah ini surga? Apa ia sudah pergi?

Asik mengamati sekitarnya matanya tertuju pada anak yang sedang berlari-lari mengejar kupu-kupu yang indah. Anak itu terlihat bahagia, senyumannya sangat menenangkan untuknya.

Tapi, senyuman itu seakan tak asing untuk ia lihat. Seperkian detik matanya membola ketika melihat wajah anak itu adalah kala.

"Kenapa dia bisa ada disini juga?". Tak terasa bahwa ia mendekatkan dirinya pada sang adik.

Kala menoleh dengan binar mata yang memancarkan bahwa kala bahagia saat ini. Ia mulai lebih mendekatkan dirinya lagi pada sang abang.

"Abanggggg". Pekiknya girang ketika sentuhan tangannya tak dapat penolakan.

"Ngapain disini?". Tanyanya heran, ia sendiri pun tak tau tubuhnya seakan menerima sentuhan lembut dari tangan seputih nan halus dari kala.

Sentuhannya membuat dirinya nyaman seakan ingin terus seperti ini. Genta juga bingung sama dirinya saat ini. Seakan apa yang ia lihat saat ini adalah momen yang tak akan ia dapatkan lagi.

"Abang ngapain disini?". Bukannya menjawab kala malah bertanya balik.

"Kalo ditanya tuh jawab bukannya malah nanya balik". Protesnya yang mendapat kekehan ringan dari kala.

"Abang lucu xixixiii". Genta heran, apa yang lucu? Pikirnya.

"Abang". Panggilnya

"Hmm?"

"Pulang gih, gak kasian emang sama bunda? Bunda tuh sedih bang karna abang merem mulu gak melek-melek. Ayah juga sedih apalagi bang gala beuhh dia sedih banget sampe marah-marahin aku hehe". Ucapnya tanpa ada rasa beban seakan semuanya itu adalah cerita yang sangat seru ia ceritakan.

Sakala -[END]-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang