Saat ini caka termenung didalam ruangan yang hening hanya terdengar suara alat monitor pendektesi jantung. Disana sudah banyak alat yang menempel pada tubuh ringkih itu, ntah apa namanya yang ia tau bahwa semua alat yang menempel disana itu salah satu menjadi alat penunjang untuk tetap bertahan hidupnya.
Tubuh itu adalah kala, sang pemilik nama lengkap Sakala cakra wirgantara.
Satu yang ia sesali saat ini adalah Bahwa malam itu seharusnya ia menemani kala dirumah sakit guna mencegah kala agar tak melakukan hal yang tak diinginkannya.
Seharusnya ia sadar atas ucapan kala saat itu.
"Kaka, kalau besok tidak ketemu sama aku, kaka gak usah cari aku ya? Aku gak bakal kemana-kemana kok. Nanti pasti kaka akan tau aku berada dimana hehee"
"Kaka jangan sedih ya, janji?"
"Aku sayang banget sama kaka papah dan mamah, terimakasih atas semuanya aku bahagia"
Caka menepuk dadanya menahan sesak yang sudah dua minggu ia tahan. Bahu itu bergetar menahan tangis yang sudah ia tahan sejak dinyatakan bahwa adiknya koma.
Kenapa semuanya harus terjadi pada kala? Caka berpikir apa kesalahan kala sampai hidupnya serumit ini? Kenapa takdirnya begitu jahat?
Caka bersumpah ia akan buat jihan dan keluarganya menyesal karna telah menyia-nyiakan lenteranya.
Caka mengusap tangan kurus itu penuh kehati-hatian yang seakan-akan tangan itu seperti kaca yang mudah retak bila ia menyentuhnya dengan kasar.
"Bangun dong...gak cape emang tidur mulu hmm?". Ucapnya sambil mengusap air matanya
"Gak sayang ya sama gua? Katanya sayang kok gak mau bangun? Gak kasian emang sama mamah? Mamah sedih tau...mamah diem-diem nangis dikamar lu sambil liat foto lu, mamah nangis loh...gua aja gak tega liatnya"--caka terus berbicara meski dengan nada yang terdengar bergetar
Ia kembali menghela nafas sebelum kembali bercerita "gimana gua gak mau sedih coba kalau lu nya aja kek gini. Gimana gua nepatin janji yang lu buat kalau lu nya aja ngasih kejutan yang luar biasa yang bisa bikin gua hancur. Gua gak nepatin janji itu dek...gua gak bisa". Lirihnya
"Nanti apa lagi yang akan lu sembunyiin dari gua hmm? Lu pembohong yang patut gua apresiasi. Disini gua yang bodoh atau lu yang pandai dalam mengambil peran hmm??"
Hiks...hikss...hikss
Pecah sudah tangis caka. Ia tak bisa membayangkan bagaimana kala menahan sakitnya seorang diri. Bagaimana kala berusaha terlihat baik-baik aja didepan orang lain termasuk dengan dirinya.
Awalnya caka dan anes tak percaya yang dikatakan oleh dokter arion yang menyatakan bahwa kala sakit kangker yang sudah memasuki stadium 3. Mereka syok seakan seperti mimpi.
Yang mereka tau kala hanya mempunyai sakit jantung, lalu sekarang? Kala sudah lama mempunyai sakit kangker yang mereka tak tau.
Anes tak percaya tapi alex kembali menjelaskan bahwa arion tak berbohong. Karna bagaimana pun arion adalah temannya maka ia yakin bahwa arion tak mungkin bohong. Ia pun seorang dokter dimana ia tau bahwa kalanya tak baik-baik aja.
"Kangker?? Kangker yaa? Hahaa gua bodoh ya sampe gak sadar kalau lu sakit parah hiks...". Isakkannya lolos
"Bangunn dong...gua janji. Nanti kalo lu mau buka matanya kita akan buat lembaran baru, disini. diamerika ini, dinegara ini kita mulai dari awal ya? Dimana disini cuma ada lu gua papah dan mamah".--
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.