"Ngapain?". Tanya orang itu dihadapan kala
"Ngapain apaannya?"
"Ck, lu bilang mau ngerjain tugas dirumah temen lu tadi tapi lu malah keluyuran gak jelas kaya gini". Sahutnya
"Emm...aaa-aku aku mampir du-lu iya aku mampir dulu". Jawabnya terbata seakan takut terhadap orang dihadapannya saat ini.
"Mampir kemana?"
"Emm..ke--ke supermarket dulu iya kesana beli cemilan hehe". Ucapnya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Beneran? Mana jajanannya?". Seakan tak percaya orang ini tetap menanyakan yang membuat kala harus memutar otaknya untuk mencari alasan untungnya tadi ia sempat mampir ke supermarket dan membeli beberapa cemilan jadi ia bisa membuat alasan yang pasti.
"Ini ditas ku hehe". Ucapnya sambil menunjukan cemilan yang ia beli.
Setelah melihatnya orang itu percaya apa yang dikatakan oleh kala.
"Aku gak bohong kan bang"
"Hmm"
"Emm..abang abis dari mana?"
"Gak perlu tau"
"Ouww okeii, abang mau makan bareng aku? Kebetulan aku belum makan hehe". Ajaknya
Orang itu sempat terdiam beberapa saat, ia bingung menolak atau menerima tapi, bukankah ini yang harus ia lakukan? Ini kesempatan buatnya bukan? untuk memperbaiki hubungannya dengan kala adiknya.
"Bang gala kok diem si, ohh kalo diem berarti mau kan"-
"Kalau gitu ayokk kita ke tempat makan disana"--tunjuknya dengan antusias dan menarik tangan gala yang tak ada penolakan dari sang empu.
Ya, orang yang bertemu kala adalah gala abang tertuanya, entah dari mana gala bisa tau keberadaan kala saat ini, ntah kebetulan atau memang sengaja.
"Abangg...disini jauh kalau mau cari makan diresto jadi kita ke tempat makan itu aja ya?". Ucapnya yang tak melepaskan tautan tangannya pada gala
"Abang tenang aja adek udah pernah makan disana dan rasanya enak kok gak buruk juga tempatnya juga nyaman dan bersih walaupun terlihat sederhana". Gala hanya menyimak saja apa yang dikatakan oleh kala, ia tersenyum mendengar penuturan sang adik. Ternyata kala banyak omong juga ya--pikirnya
"Dulu adek sering makan disana tapi sekarang sudah jarang hehe". Celotehnya
"Orangnya baik lagi bangg dia sampe kenal sama adek tapi sekarang sudah beda orang yang menjaganya huh~". Lanjutnya yang tak berhenti bercerita
Akhirnya gala buka suara. "Kenapa dulu lu sering makan disana?". Kala diam beberapa saat sebelum menjawabnya
"Emm...kan dulu adek sering dihukum bang gak dikasih maka, jadi yaudah adek makan disini kebetulan murah walaupun dulu adek lebih memilih beli nasinya aja tanpa lauk karna cuma itu yang adek mampu bayarnya". Kala bercerita seakan itu bukan masalah besar baginya, kala bercerita seakan itu hanya lelucon baginya, tapi siapa yang tau isi hati dan pikiran kala saat bercerita?
Gala menatap kala sendu, ia merasa sangat bersalah telah mengabaikan atensi kala sebagai adiknya. Gala tak tau harus berbuat apa rasanya meminta maaf pun tak cukup atas apa yang sudah ia perbuat dengan kala.
Maaff, maaf dek maaf
Hanya itu yang gala bisa ucapkan namun didalam hati. Ntahlah gala masih mementingkan gengsinya.
"Lagian lu buat masalah terus". Sahutnya yang tak memikirkan perasaan kala.
senyumnya luntur namun beberapa saat kembali terbit dibibir indahnya. "karna itu adek ingin diperhatikan sama kalian hehe". Lirihnya yang masih didengar oleh gala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.