Caka tersenyum lega setelah kala mengangkat telefonnya.
Panggilan bersambung
"Hallo ka?"
"Bagus, dari mana aja hmm baru angkat tlfn kaka?"
Kala mengaruk pala nya yang tak gatal
"Hehe...aku lagi dirumah sakit ka"Caka menghela nafas, kenapa ia tak kepikiran kesana ya? Caka bodoh!
"Gimana keadaan genta? Maaf kaka belum bisa kesana kaka masih ada urusan mungkin besok kaka akan kesana""Emm...bang genta masih kritis ka"
"Ya tuhan...gimana bisa sampai kecelakaan dek?"
Kala diam apa caka juga akan menyalahkannya? Itulah yang ada dipikirannya saat ini.
"Dek?"
"Kaka, nanti aku jelasin kalau dihp ribet soalnya hehe"
"Huft~ yaudah...kamu udah makan?"
"Udah". Bohongnya
"Udah diminum obatnya?"
"Udah kaka ku yang gantengggg"
"Hmm, bagus...kamu pulang kerumah atau ngga?"
"Pulang, ini aku mau jalan pulang"
"Yaudah hati-hati jangan lupa kabarin kaka, jangan bikin kaka khawatir dek.."
"Siappp kapten, iya ngga lagi maaf yaa"
"Iya kaka maafin. Kaka matiin ya? dadah adeknya kaka yang gemes~"
"Iya, dadah juga kaka kala yang baikkk"
panggilan berakhir
"Huftt~ Maafff ka". Lirihnya
Udara malam ini menarik paksa dirinya untuk merelakan apa yang seharusnya tidak ia lakukan. Apa yang semestinya ia pertahankan untuk hidupnya harus ia korbankan untuk orang terkasih.
Bila boleh memilih biarkan ia saja yang merasakan ini, biarkan ia saja yang merasakan bagaimana rasanya hidup diambang kematian.
Bukan...
Bukan ia tak ikhlas, tapi...apa setelah ini hidupnya akan berubah? Oke. Sepertinya akan berubah. Berubah dengan bertambah rasa sakit yang akan ia dapatkan.
Flashback on
Kala segera beranjak dari tempat duduknya tujuannya saat ini adalah menemui dokter yang menangani genta.
Meski tertatih-tatih ia berusaha menahan sakitnya, ia terus bergumam "rasa sakit ini gak seberapa dibanding bang genta yang jauh lebih parah". Konyol bukan? Padahal dirinya sendirilah yang jauh dari kata baik-baik aja.
Tapi, itulah kala.
"Aku harus bisa nyelamatin abang, gapapa harus kehilangan satu ginjal yang penting abang kembali sehat". Ujarnya yang penuh dengan tekad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakala -[END]-
Short StoryHanya mengisahkan seorang anak yang bernama Sakala Cakra wirgantara. . . . Gak jago buat deskripsi yang penasaran langsung baca aja, murni dari pemikiran sendiri.