Malam, Maniezz.. gimana kabarnya? Maaf ya lama update, dan maaf kurang berinteraksi karena aku juga sedang ada daily di fizzo. Mari mampir di cerita romanceku di Fizzo yang berjudul 'Istri Siri CEO GAY'
Selamat membaca❤️
**
Melihat anak kandungnya tak bersemangat akhir-akhir ini, Bastian sengaja membelikan Bita sepatu. Ada yang lucu sebelum Bastian berhasil menemukan sepatu yang pas untuk Bita. Karena dirinya adalah ayah jadi-jadian alias status menjadi ayah tapi di lapangan tidak demikian, sehingga Bastian harus membawa sepatu butut Bita diukur terlebih dahulu oleh tukang jahit pinggir rumah.
Niatnya sih Bastian ingin membuat surprise kecil-kecilan, jadi Bastian tak mengatakannya langsung pada Bita. Dengan senyum merekah Bastian memasuki kamar Bita. Kedua mata Bastian berkaca-kaca melihat boneka anjing yang dulu dia hadiahkan diulang tahun Bita yang ke 12. Kalau ditanya mengapa harus Anjing? Bastian tidak tau, dia hanya ingin bonekanya bisa menemani Bita yang penakut tidur sendirian.
Semenjak kepergian ibu, Bastian dan Bita semakin asing. Bita bahkan tak akan membuka suara apabila Bastian tak memulainya. Pulang sekolah pun Bita langsung masuk ke dalam kamar.
"Gue aja males baca buku, dia seneng banget ngoleksi!" Bastian menggelengkan kepala melihat buku-buku tebal berjejeran.
Penasaran, Bastian mengambil satu buku yang paling menarik perhatiannya.
Lengan besar bastian mengusap album usang yang sudah lama tak ia lihat. Selain menyimpan rasa sakit, rupanya Bita senang mengoleksi kenangan yang mengingatkannya pada lukanya sendiri. Dialbum ini berisi foto-foto Bastian, Naima dan Bita kecil.
"Cantik banget Emak lo, Bit. Gue juga ganteng banget dulu!" gumam Bastian menatap foto kedua sepasang kekasih. Naima itu kembang desa dulunya, dan Bastian anak dari juragan sapi pada masanya.
Hatinya menghangat, kala lembar selanjutnya berisi foto-foto Naima yang tengah mengandung Bita. Hamil Bita, Naima itu selalu meminta yang aneh-aneh, ngidam dijam yang tidak tepat membuat Bastian kadang kesal. Mana ada tukang bubur di jam dua malam, mana minta bubur pakai toping daging bebek. Tapi, mereka bisa melalui semua itu, sampai lahirlah Bita. Buah hati mereka yang lahir dengan wajah manis dan kulit putih mirip Naima. Walau pada akhirnya Bastian tidak bisa mempertahankan keluarga yang utuh untuk Bita.
"Wih cantik!"
"Cantik banget, anak gue!"
"Udah gede aja lo, Bit!"
"Diliat-liat gue tetep ganteng!"
Itu adalah komentar-komentar di setiap foto yang Bastian lihat. Di ujung lembar yang di biarkan kosong, terdapat sebuah amplop besar yang Bita selipkan. Bastian membukanya, degup jantungnya berdetak tak karuan di saat dirinya menemukan sebuah alat tes kehamilan. Tangannya bahkan gemetar saat memegang tespack. Garis dua!
Garis dua, yang tandanya terdapat janin didalam perut.
Jadi, Bita hamil?
"ANJING!" teriak Bastian dengan tangan mengepal dan melemparkan kotak sepatu yang tadi dirinya bawa.
**
Langkahnya penuh emosi, napasnya tak beraturan. Raut wajah dingin itu semakin terlihat menyeramkan. Urat dilehernya menonjol. Bibirnya menyeringai ketika melihat sasaran empuk kemarahannya.
Byurr...
Mobil kesayangan kepala sekolah kini sudah berbau khas air cucian piring. Warna putih mengkilapnya ternodai bekas nasi dan lauk-pauk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Semester Akhir
Teen FictionSatu semester akhir menjadi penentu kelulusan. Namun, semua tak sesuai harapan. Tsabita siswi cerdas dan tidak neko-neko hamil di luar nikah, tanpa tahu pria seperti apa yang membelinya malam itu. Rupanya kasus Bita membuatnya terjebak pada kasus ya...