18. Balon ada Sepuluh

1.5K 140 4
                                    


Hai, terima kasih masih menunggu kelanjutan kisah mereka. Jika ada kritik dan saran silakan kirim pesan atau komen di kalimat yang rancu.

Salam hangat :)

***

Hai, manusia yang lahir tanpa kasih sayang. Seorang anak yang tumbuh tanpa kehangatan. Yang tangisnya tak pernah dihiraukan. Semangat!


"Tai!" Gustira menutup aplikasi instagram. Menunggu penat dirinya berselancar di dunia maya. Tetapi, di berandanya malah muncul sebuah kalimat penyemangat yang basi. Mau seluruh wanita cantik mengatakan kata 'semangat' tetap saja problem hidupnya tidak berkurang.

Apa itu semangat? terlahir karena ibunya diperkosa. Tinggal di panti asuhan sejak bayi. Dia tidak pernah semangat menjalani hidup, yang sedang Gustira lakukan hanya mencoba hidup. Mau mati, Gustira masih punya dendam kesumat. Mungkin, nanti jika dendamnya sudah terbalaskan, rasa sakit dibalas setimpal, dia akan memohon pada Tuhan untuk segera dipertemukan dengan ibunya.

Mata Gustira menerawang jauh, binar dimatanya menunjukkan rasa sakit. Bibirnya bergumam. "Bu!"

Bu ...

Mengapa meninggalkan anak malang ini sendirian di dunia yang jahat?

Aku kesepian tanpa pelukan hangat ibu, terombang-ambing tak memiliki tempat untuk pulang.

Mengapa saat ibu memilih untuk berhenti berjuang, ibu tak mengajak ku?

Masih teringat jelas ekspresi wajah ibu kala itu. Matanya melotot, lidah yang menjulur keluar. Kulit wajah yang berwarna putih berubah pucat, bagian bibir yang membiru. Gustira kecil hanya menatap ibu bingung, dia tak mengerti mengapa ibunya terlihat menakutkan. Saat bu Astrid menjerit histeris, Gustira kecil menyadari bahwa ada yang salah.

Gustira melangkah mendekati ibu dengan menahan isak tangis. Dia mengamati wajah ibunya, lalu menggapai kaki sang ibu yang terasa begitu dingin. Jeritan orang-orang setelah melihat ibu membuat Gustira ketakutan. Mulut mungil itu memangil-manggil ibu, Gustira ingin dipeluk dan melihat mulut ibu bergerak-gerak saat mengomel.

"Ibu!" teriaknya histeris.

"Gustila janji gak ngompol lagi. Ibu ngomong," ujar Gustira, memeluk kaki ibu yang menggantung. 

Bu Astrid membawa tubuh Gustira menjauh dari jasad ibunya, Gustira memberontak, namun bu Astrid mengatakan semuanya akan baik-baik saja setelah Gustira mau meminum susunya. Ternyata Bu Astrid membohongi Gustira, sarapan itu makanan terakhir yang ibu buatkan untuknya. Tak ada yang membaik setelah kepergian ibu!

Apalagi setelah Gustira membaca diary ibunya. Rasa dendamnya tak pernah padam!

"Bro!" seseorang menepuk pundak Gustira yang sedang melamun. Dia teman Gustira, namanya Rael. Mereka janjian bertemu didekat pasar malam.

Gustira membuang puntung rokok yang tinggal setengah. Bibir itu melengkung keatas menciptakan senyum manis. Wajah Gustira tidak kalah dengan iqbal artis, beda di nasib dan perawatan saja. Kalau Gustira mau memiliki pacar, mantan Lantra yang mencapai puluhan akan tersalip, namun Gustira yang tak mempercayai sebuah hubungan dan rasa cinta, menolak semua wanita yang mendekatinya.

"Nih pesenan lo!" Rael memberikan kantong kresek berwarna hitam pada Gustira.

Isi dari kresek ini bisa membawa yang menghisapnya sampai ke bulan. Mau berhalusinasi jadi kucing atau kambing pun, di jamin bisa. Memang gila, oleh sebab itu bisa ditindak pidana.

Satu Semester AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang