29. Meluluhkan Bita

846 129 19
                                    

Percobaan pertama

Cinta seperti apa yang sebenarnya dia dambakan saat memilih Bita menjadi wanita satu-satunya?

Lalu, bagaimana jika ternyata dirinya memang di takdirkan mencintai sendirian?

Matanya berbinar sayu. Cintanya membuat senyum wanita itu pudar. Saat tatapan mereka bertemu, mimik wajahnya berubah datar, Bita memalingkan wajah, tak ingin sama sekali menjalin komunikasi dengannya.

Tapi, sampai kapan mereka menjalani hubungan yang dingin? Gustira mendekati Bita, tanpa tahu malu.

"Bita gue mau bicara sebentar."

Rembulan menghalangi Gustira yang akan mendekati Bita. Dia menunjuk dada Gustira agar memundurkan langkahnya.

"Bicara aja sama gue."

Tak ada kata yang Gustira ucapkan, dia hanya menatap mata Rembulan, dengan tatapan sama pada musuh-musuhnya. Tatapan mengintimidasi, didukung dengan rahang tegasnya.

"Ehem!" Rembulan berdeham, mengusap tengkuk miliknya yang meremang. Kakinya bergeser secara perlahan. Bahkan, kini dia berlindung dibelakang tubuh Bita.

Kalo Jule, dia pura-pura tak melihat keberadaan Gustira. Setelah kejadian malam itu, Jule mencari informasi mengenai Gustira dan Lantra, di luar dugaan mereka ketua genk Alpa sesungguhnya.

Daebak, Gustira si dingin, sekali bergerak menjadi ketua yang pernah memberantas para begal di kota sebelah, bersama dengan beberapa genk lainnya.

Tangan Jule menarik tangan Bita, dia akan membawa Bita menjauh dari sumber masalah.

"Lo berani bawa dia?" Gustira hanya bertanya, namun mereka mendengarnya seperti gertakan.

"Mau apa lagi?" Bita akhirnya membuka suara.

"Mau ngajak ngobrol sekalian beli perlengkapan bayi."

"Maaf, gue nggak mau." tolak Bita dengan ketus.

**

Percobaan ke tiga, karena kedua Bita langsung mengusirnya pergi.

Kata Lantra yang sudah berpengalaman meluluhkan hati para wanita. Bunga adalah salah satu cara membuat mereka klepek-klepek. Di tambah surat cinta dengan diksi puitis.

Tidak ada jaminan Bita akan luluh, tetapi boleh di coba. Uangnya yang minim membuat Gustira memilih membuat bunga sendiri, hemat uang karena sebentar lagi Bita akan lahiran, mana motor untuk ngegojek dia jual.

Kini pekerjaan-nya menjadi penanggung jawab Cafe di cafe mendiang bunda Mara, selain bekerja keuntungannya dia bisa melihat ayang Bita. Untuk Bita dan anak mereka, Gustira bukan hanya banting tulang, meremas tulang akan dia lakukan.

Dan, cita-cita Bita harus terus diusahakan, Gustira berjanji pada dirinya sendiri, Bita akan berlari dengan masa depan yang lebih baik. Anak mereka bukan penghalang masa depannya.

"Semoga lo suka." Gustira meletakkan buket bunga di meja Bita yang dia buat hasil belajar dari melihat youtube.

Bunga kertasnya seperti ini.

Bunga kertasnya seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Semester AkhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang