Bismillah...
Jadi gimna kesan kalian baca cerita ini? Semoga dapet ya feelnya.
**
Hari kamis adalah jadwal IPS 3 olahraga. Pelajaran terberat kedua setelah matematika bagi siswa rebahan seperti Bita. Terik matahari melambai-lambai seakan mengejek siswi yang sudah memoles wajahnya menggunakan bedak.
Suara peluit Pak Rahmat pertanda gerak harus lebih di percepat. Guru olahraga yang masih muda dan berstatus jomblo, walau ganteng sedikit menyebalkan. Rasa percaya dirinya membuat Pak Rahmat sering salah tingkah sendiri.
Rembulan menatap ngeri lapangan basket. Kulitnya baru melakukan perawatan.
"Ini bayangan 0.001% panasnya neraka yang bakalan lo huni, Mbu!" Jule meledek Rembulan.
Tatapan sinis Rembulan layangkan pada Jule. Idih, Jule berasa mahluk suci yang tidak pernah ketahuan cipok saja. Kalau Rembulan mau menghitung dosa Jule, sudah di nyatakan Jule memasuki neraka tingkat tertinggi.
"Iya dah, ampun suhu dari neraka jahanam!" balas Jule.
"Amit-amit, Ya Allah!"
Rembulan merangkul Jule, matanya menyipit, pandangannya mencari titik gibah. Senyumnya terbit tatkala melihat Angkasa di lapangan. Dengan tangan menunjuk, Rembulan mengatakan kalimat yang membuat Jule melotot.
"Tuh, calon temen lo di neraka. Punya koleksi vidio bokep lebih dari 200 file. Hot, kan?" tanya Rembulan dengan alis naik-turun.
Jule bergidik. Menonyor kepala Rembulan. "Astagfirullah, ketua kelas sama anak buah sama-sama otak mesum!"
Bibir Rembulan mencebik, wajah Jule itu so polos sekali. Padahal aib Jule dirinya yang pegang. "Alah, kan gue pernah liat lo cipok-"
"-kan... Wow!" Rembulan tak sanggup melanjutkan kalimatnya karena ada yang lebih penting sekarang.
"Ganteng!"
"Sexy!"
"Hot!"
Kedua perempuan itu menatap satu titik bersamaan dengan mulut terbuka. Bagaimana tidak terbakar melihat pemandangan langka. Perut kotak-kotak dengan wajah tengil berjalan santai di tengah lapangan. Bulir keringat yang mengalir di wajah dan leher semakin membuat perempuan terbakar melihatnya.
Sangat-sangat penyegaran mata!
Tak terkecuali Bita yang melihatnya, biji mata perempuan itu seperti akan keluar. Mulutnya yang menampung air minum mengembung. Tenggorokannya mendadak sulit menelan. Degup jantungnya berdetak tak karuan tatkala lelaki tengil itu menatap Bita dengan bibir menyungging.
Byur...
"Woah!!" Rembulan berteriak heboh saat air yang keluar dari mulut Bita hampir menyerempet ke wajahnya. "Kalem, Bit!"
Jule menepuk-nepuk punggung Bita. "Lo pasti syok liat ketampanan dia."
Bita mengelap bibirnya, matanya mengedip cepat. Bukan masalah tampang, ada hal lain yang membuat napasnya sesak.
Dia adalah...
***
"Lantra semangat!"
Teriakan Gustira menjadi pusat perhatian siswa lainnya. Siapa sih yang tidak mengenal Gustira, ketua genk yang sekali napas saja sudah buat pusing guru-guru karena ide gila yang Gustira lakukan. Rupanya kali ini ide lelaki itu lebih gila karena memiliki rival yang sama gilanya.
Seseorang yang di beri semangat oleh Gustira meludah jijik. Tak lupa dengan kedua jari tengah yang mengacung tinggi. "Najis, Njig!" Lantang Lantra.
Pak Rahmat melotot. Syok mendengar perkataan Lantra. Anak baru yang sepertinya akan menambah daftar alasan dirinya ingin mengajukan pensiun dini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Semester Akhir
Teen FictionSatu semester akhir menjadi penentu kelulusan. Namun, semua tak sesuai harapan. Tsabita siswi cerdas dan tidak neko-neko hamil di luar nikah, tanpa tahu pria seperti apa yang membelinya malam itu. Rupanya kasus Bita membuatnya terjebak pada kasus ya...