Prolog

134K 4.7K 401
                                    

Note :
Cast hanya pemanis. Pembaca bebas berimajinasi sendiri, sesuai cast kesukaan masing-masing.

Kalian dari kota mana aja, nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian dari kota mana aja, nih?

Jangan lupa vote dan komen ya.
Update tergantung keantusiasan kalian💜🤗
.
.

Gadis itu, mutlak milikku.
- Romeo Almahera

***

Seorang pria dengan lengan kemejanya yang digulung sampai siku, tengah memfokuskan diri mengambil organ-organ dari manusia yang sudah tidak bernyawa di bawahnya. Jantung, ginjal, hati, mata, semuanya dimasukan dengan baik ke dalam kotak kaca.

Tersenyum pria itu ketika berhasil mengambil haknya, ia mengangkat kotak kaca itu lalu bangkit dan menoleh ke arah pria yang terkapar mengenaskan, dengan nadi yang tak lagi berfungsi. "Baiklah, hutangmu sudah lunas. Jika ada lebihan penjualan organ-organmu ini, maka tenang saja, aku akan mentransfernya ke keluargamu," katanya, tertawa keji di akhir kalimatnya.

Pria malang itu adalah salah satu teman SMPnya, seorang teman yang berhutang padanya dan tak sanggup membayarnya. Karena ia teramat baik hati, jadilah ia memilih mengambil organ dalamnya untuk dijual sebagai bentuk pembayaran hutangnya.

"Bondan!" Panggil pria itu, berselang beberapa detik, muncul seorang laki-laki berlari kecil ke arahnya. "Sterilkan ini, dan lakukan seperti biasa."

Pria bernama bondan itu mengambil alih kotak kaca dari tangan sang majikan, lalu mengangguk pelan sebagai jawaban. "Baik, Tuan Romeo."

Dia, Romeo Almahera, seorang pria yang menjadi iblis dan dewa, ia menolong lalu menghancurkan, ia memberikan senyum lalu menikam. Publik mengenalnya sebagai pria tampan tanpa pengampunan. Karena baginya, siapapun yang berhutang padanya, bahkan satu rupiah sekalipun, orang itu wajib membayarnya kontan. Jika tidak sesuai perjanjian, maka kematian dan kesengsaraan adalah bayaran yang harus tertunaikan.

Pemilik wajah tampan, iris segelap malam, tatap setajam elang dengan pahatan indah bak dewa yang nyaris sempurna tanpa cela. Ia begitu dipuja-puja wanita.

Eksistensinya di dunia industri perusahaan, sebagai pria penyandang gelar Billioner muda membuat seantero Amerika mengenalnya.

Romeo membuka sarung tangan kulit yang dikenakannya, lalu memberikannya ke arah Bondan untuk dibakar menghilangkan jejak. Walaupun habis membunuh orang, bahkan menguliti organnya, baju pria itu tak bersimbah darah sama sekali, sebab ia bermain teramat bersih.

"Apa jadwalku hari ini?" Tanyanya kembali menurunkan lengan kemejanya yang tadi sempat digulung.

Bondan Varenzi, selaku kaki tangan Romeo menyahut, "Peninjauan pengembangan pembangunan mega mall di Chicago, Tuan. Juga setelah itu, ada pertemuan dengan beberapa petinggi VL Cooperation." Romeo mengangguk singkat mendengarnya.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang