07

48.5K 2.7K 481
                                    

ROMEO UPDATE!🦋
HAPPY READING!

•400 vote - 400 komen for the next chap•

•••

"Dia lagi di tahap penasaran sama lo. Dan bisa dikatakan itu adalah obsesi sesaat."

"Semakin lo berontak, dia semakin seneng, karena semakin tertantang dapetin lo."

Evelyn dibuat kian risau ditengah lamunannya. Kalimat yang Naomi ucapkan membuatnya dihantam ketakutan tak berujung. Romeo— pria itu bagaikan kesialan terpanjang dalam hidupnya.

Membuat Romeo jatuh cinta?
Ide gila macam apa itu?!

Kepala Evelyn dibuat nyaris pecah memikirkannya. Namun benar apa yang Naomi katakan. Jika ia terus memberontak tanpa ada siasat, bisa saja ia berakhir mati di tangan pria itu. Evelyn menelan salivanya ngeri. Sungguh, Romeo adalah orang paling menakutkan dan berbahaya yang ia temui.

"Mikirin apa, hm?"

Mendesir darah Evelyn kala sepasang tangan kekar itu tiba-tiba memeluknya dari belakang. Suara serak seksi bernada pertanyaan itu membuatnya meremang. Ditambah hembusan nafasnya yang begitu terasa di telinga kanannya, membuat Evelyn menegang menggila.

"Apa yang kau pikirkan, My Evelyn?" Bisik pria itu mengulang kalimatnya. Dagunya ditumpukan di bahu Evelyn, dengan sorot matanya yang menelisik wajah gadis itu dari samping.

"Jawab atau jahit bibirmu yang tidak kau fungsikan itu."

Evelyn menelan saliva. Gerakannya lehernya tertangkap dalam retina Romeo. Seringai tipisnya terpatri, ketakutan Evelyn terlihat seksi dimatanya.

Evelyn menolehkan kepalanya ke kanan, kontan hidung mereka saling bersentuhan. Jarak keduanya begitu dekat, hal itu Romeo manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

"Romeo..."

"Hm?"

"Boleh aku mengunjungi makam nenek?"

Romeo diam tak langsung menjawab. Pria itu sibuk menelisik mata Evelyn yang kian indah dalam pandangan. Ia sentak pinggang gadis itu merubah posisi, menjadikan Evelyn dalam kukungan pelukannya.

Tangannya merambat menyentuh permukaan pipi Evelyn dengan sorot matanya yang tak terjemah. Hal itu semakin membuat Evelyn gelisah, takut jika pria itu kembali melakukan hal gila.

"Untuk apa mengunjungi tempat orang yang telah mati?" Senyum tipis penuh harapan milik Evelyn kontan meluntur sempurna. "Lebih baik kita menikmati weekend ini bersama, sayang. Kau sekarang adalah gadisku, kalau kau lupa."

Evelyn mengepalkan tangannya. Kemarahan dan ketakutan beradu jadi satu. Bergetar matanya membalas tatapan tenang milik pria dominan di hadapannya.

"Satu-satunya cara, lo harus bisa buat dia bertekuk lutut sama lo. Karena kalau udah begitu, dia bakalan kasih semuanya ke lo. Termasuk— hidupnya."

Evelyn memejamkan matanya sejenak. Ia mengigit pelan bibir bawahnya sebelum akhirnya kembali membuka mata. Membalas tatapan Romeo dengan tatap yang berbeda.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang