42

26.8K 1.4K 1K
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

•1k vote - 1k komen for the next chapter•

Evelyn memerhatikan bayi yang kini berada dalam gendongannya. Sedari tadi senyumnya terus mengembang senang. Tak menyangka kini dia telah resmi menjadi seorang ibu.

"Anak kita ganteng banget ya, Meo?"

Romeo hanya menimpalinya dengan senyuman tipis. Dia mengusap surai Evelyn membiarkan istrinya itu berbahagia. Sebab dia akan mengusahakan apapun kebahagiaan Evelynnya.

"Meo?" Evelyn menoleh ke arahnya.

"Iya sayang?"

"Anak kita mau diberi nama siapa?" Tanya Evelyn.

Romeo mengedip pelan. Pertanyaan Evelyn kontan mengantarkannya pada perbincangannya dengan Bondan di rooftop kala itu.

"Tuan, boleh saya meminta satu hal? Tolong tetap beri nama anak saya Jeegar. Agar saya bisa tetap memanggilnya demikian."

Pandangan Romeo beralih menatap bayi kecil yang berada dalam gendongan istrinya. "Jeegar," ucap Romeo. "Jeegar Almahera," katanya meneruskan.

"Jeegar?" gumam Evelyn. Dia menatap lagi bayi kecilnya itu, mengusap lembut pipinya dengan ibu jarinya lalu tersenyum. "Nama yang bagus. Jeegar." Evelyn terus mengulang-ngulang namanya merasa suka.

"Hallo Jeegar. Ini mommy, dan ini Daddy." Evelyn menunjuk dirinya dan Romeo bergantian. Dia memperkenalkan pada putranya itu bahwa mereka adalah orang tuanya. "Selamat datang ke dunia, sayang."

Evelyn tersenyum penuh haru. Dia teramat bahagia. Saking bahagianya, air matanya jatuh begitu saja. Buru-buru ia seka cairan bening itu sambil tertawa. Merasa lucu karena dirinya masih saja cengeng padahal sudah memiliki anak.

Sedang Romeo, dia hanya menatap Evelyn dengan pandangan banyak makna. Dia tahu bahwa sudah terlalu jauh membohongi istrinya. Namun semua harus dia lakukan demi menemukan siapa dalang dibalik kecelakaan yang dialaminya yang berhasil merenggut nyawa putra kandungnya.

Pun, demi kewarasan istrinya.

Sebab Romeo tak tega jika harus memberitahu Evelyn perkara putra mereka yang telah tiada. Dia tidak mau Evelyn ikut meninggalkannya, karena ia sudah amat bergantung pada istrinya. Dia tak bisa melihat wanita pujaannya menderita.

"Permisi Tuan, Nyonya."

Atensi keduanya beralih saat seorang perawat memasuki ruang rawat inap Evelyn membawa infus baru untuk Evelyn. Dia izin mengganti, dan setelah mendapat izin perawat itu segera melakukan tugasnya.

"Pelan-pelan. Jangan sampai istriku kenapa-napa." Romeo memperingati.

Perawat itu tersenyum dan mengangguk patuh. Padahal dia hanya mengganti infusnya, bukan jarum suntiknya. "Baik, Tuan," sahutnya. Lalu, dia ganti infus Evelyn dengan hati-hati. Dan tiap pergerakannya itu terus diperhatikan oleh Romeo.

Melihat gelagat perawat yang takut pada Romeo membuat Evelyn melirik ke arah suaminya itu, dan dia menghela nafasnya saat mendapati pria itu tengah menatap intens sang perawat seakan siap mengulitinya. Pantas saja perawat itu ketakutan.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang