06

52.9K 2.7K 444
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPY READING!

• 400 vote - 400 komen for the next chapter •

••••

Evelyn menatap bingung orang-orang di sekitarnya. Sedari ia bangun hingga sekarang berakhir di meja makan, para pekerja rumah besar ini terus saja melayaninya bagaikan sang majikan.

"Biar saya saja yang ambilkan, Nona." Seorang maid mengambil alih garpu yang Evelyn pegang untuk mengambil potongan daging itu ke piringnya. Cekatan beberapa orang lainnya ikut melayani. Hal itu membuat Evelyn semakin tidak nyaman.

"Aku bisa sendiri, kalian tidak perlu repot-repot begini," kata Evelyn tak enak hati.

Para pelayan itu saling pandang lalu menggelengkan kepala. "Maaf Nona, tapi ini sudah menjadi tugas kami. Memberikan Nona kenyamanan adalah priotas utama." Evelyn akhirnya hanya bisa pasrah, ia membiarkan orang-orang itu melayaninya. "Selamat menikmati, Nona."

Evelyn mengangguk menerima piring berisikan potongan daging yang dilumuri saus barbeque itu dengan senyum ramah. Tentu saja hal itu membuat para pekerja Romeo tersenyum lega, bisa mati mereka jika Evelyn memprotes barang sedikit saja pelayanan yang mereka berikan.

"Mmm— kalian kenapa masih berdiri di situ?" Tanya Evelyn. Ia hendak makan, tapi rasanya tidak nyaman jika makan dengan ditatap nyaris sepuluh orang maid yang berdiri siaga di belakangnya.

"Kami akan menemani Nona menyelesaikan makan siang."

Evelyn menghela nafas pelan. Ia jadi kehilangan selera makan. Entah dengan alasan apa. Mungkin karena ia tidak betah menyuap makanan ditengah pasang mata yang terus menatapnya? Atau— ah, intinya Evelyn tidak nyaman.

Hidup orang kaya sangat merepotkan. Prihal makan saja harus dilayani beberapa orang. Makan dengan pisau kecil, elegan, dan dengan porsi yang sangat sedikit.

"Ada apa ini?"

Ditengah keterdiaman Evelyn, sepasang langkah besar itu memasuki area meja makan. Semua pelayan yang berdiri di sisi Evelyn menegang melihat kedatangan sang majikan.

Pria itu menoleh ke arah piring Evelyn yang masih utuh. Menatap tajam ia pada seluruh pekerjanya. "Kalian tahu konsekuensinya jika Evelyn tidak menyentuh makanannya bukan?"

Evelyn menatap pria itu yang kini tengah menatap tajam ke arah seluruh pekerjanya. Dengan jas yang terlipat di lengan kanannya, kancing terbuka dua, juga sedikit keringat di pelipisnya membuat rona wibawanya begitu kuat terasa.

"Aku baru saja akan makan, tapi kau sudah datang. Jadi mereka tidak salah." Evelyn bersuara ,mencoba meredakan rona kekacauan yang berindikasi akan terjadi jika ia tidak sigap menangani.

Romeo menaikan sebelah alisnya. "Benarkah?"

"B-benar, Tuan. Nona—,"

"Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada gadisku." Maid itu menunduk meminta maaf. Ia langsung menutup rapat mulutnya.

Evelyn sebenarnya ikut takut. Namun sisa-sisa kemarahan dalam dadanya atas kejadian semalam membuat Evelyn sedikit memiliki keberanian. Ia angkat kembali kepalanya, menatap Romeo dengan tajam.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang