44

12.5K 1.2K 470
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

1k vote - 1k komen for the next chapter•

Evelyn terus kepikiran atas kejadian semalam. Ia berpikir bahwa Romeo marah atau tersinggung atas ucapannya.

Sebab biasanya sebelum tidur pria itu selalu mengucapkan kata-kata manis untuknya, namun malam itu dia justru menghindarinya. Romeo memilih berdiam di ruang kerja yang ia tak tahu sedang apa. Bahkan ruang kerjanya pun dikunci tak seperti biasanya.

Dada Evelyn terasa berat, didiamkan oleh Romeo untuk pertama kalinya membuatnya tak nyaman. Dimana biasanya setiap bangun tidur pria itu tak pernah beranjak sebelum menganggunya hingga terbangun. Dan bahkan bermanjaan sampai mepet waktu masuk kantor. Namun tidak untuk sekarang. Saat ia membuka mata, pria itu sudah tidak ada di sampingnya.

Helaan nafas panjang Evelyn keluarkan, ia melirik ke arah kamar mandi yang terdapat Romeo di dalamnya. Memilih untuk tidak hanya berdiam diri, Evelyn pun turun ke dapur setelah menyiapkan baju ganti untuk suaminya.

"Bi, tolong siapkan sarapan untuk suamiku ya. Buatkan kopi juga, tapi kurangi gulanya," pinta Evelyn pada salah satu maid yang ia temui di dapur.

Membuat kopi sendiri untuk Romeo, Evelyn tak berani. Keadaan pria itu yang sedang tidak dalam mood yang baik hanya akan memperkeruh suasana diantara mereka jika ia ketahuan membuatkan kopi untuknya.

"Baik, Nyonya," sahut maid itu. Sigap perempuan berpakaian pelayan itu mempersiapkan apa yang diminta sang majikan tanpa banyak bertanya. Ia masih sayang nyawa dan tak mau berakhir sama dengan temannya yang dibunuh dengan begitu keji oleh sang Tuan seperti tadi malam.

Siapa yang tak trauma melihat aksi pembunuhan di depan mata? Dimana sang Tuan menyiksa maid yang bersalah itu tanpa kedipan hingga dia mati perlahan-lahan dengan mengenaskan.

Bayangan itu terekam sempurna di matanya, pun mata seluruh pekerja rumah bak istana ini yang dipaksa untuk menonton adegan keji itu. Bau darah pun masih begitu kuat terasa, membuatnya selalu ingin muntah jika mengingatnya.

Dan sejak malam itu, dia semakin tidak berani untuk berkata apapun di luar pekerjaannya. Khawatir jika ucapannya itu menyinggung istri kesayangan Tuannya ini. Seperti yang pernah dilakukan oleh maid itu hingga berakhir tragis seperti malam tadi.

Tidak. Dia tidak mau. Dia masih sangat mencintai nyawanya.

"Ini Nyonya kopinya." Setelah selesai, maid itu menyerahkan nampan berisikan secangkir kopi dan dua potong butter croissant itu kepada Evelyn. "Hati-hati, Nyonya." Ia memperingati sang majikan, takut gelas itu terjatuh dan melukai wanita cantik itu.

"Terima kasih, ya," ucap Evelyn sambil mengambil alih nampan itu. Setelahnya dia kembali naik ke lantai atas kamar mereka dengan membawakan sarapan itu untuk suaminya.

"Semua sudah sesuai yang aku perintahkan?"

Langkah Evelyn memelan saat melihat pria yang berstatus sebagai suaminya itu tengah asik mengobrol lewat ponselnya itu di balkon kamar mereka. Obrolannya terdengar begitu serius.

"Blokir semua akses. Pastikan dia tidak keluar dari rumahnya. Aku akan segera ke sana," katanya lagi, membuat Evelyn mengedip pelan tak paham.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang