05

59.8K 2.9K 497
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPY READING!

• 350 vote - 300 komen for the next chapter •

•••

Evelyn merutuki kebodohannya. Mengucapkan sebuah janji yang tidak ia pikirkan dulu sebelumnya. Mungkin, jika tawaran pengabulan permintaan itu ia katakan pada orang lain, ia masih baik-baik saja. Tapi berbeda jika orang itu adalah Romeo Almahera, Evelyn merasa diuji kematian detik itu juga.

"Aku tidak setuju!" Sentak Evelyn tak terima, ia membuang kertas yang dipegangnya itu ke arah Romeo.

"Aku tidak meminta persetujuanmu," sahut pria itu santai sambil menikmati segelas cokelat panas kesukaannya. Kepalanya menoleh ke kiri, menatap Evelyn. "Aku hanya menuliskan point-point penting yang harus ingat selama menjadi budakku."

Evelyn mendengus, ia membuang muka. Evelyn dijebak!

Romeo menyunggingkan senyumnya melihat wajah menggemaskan gadisnya. Tiap-tiap ekspresi yang ditampilkan Evelyn adalah hiburan tersendiri baginya.

"Jika kau tidak mau, yasudah. Aku dapat dengan mudah mengembalikanmu lagi ke penjara atas tuduhan pembunuhan itu, dan tentunya kau harus membayar ganti rugi sebab membuang waktuku sekurangnya lima belas menit untuk membantumu keluar dari tuduhan itu."

"Tapi aku bukan pembunuhnya!"

"Lalu apakah kau bisa membela dirimu sendiri kala itu?" Pria itu tertawa lalu menampilkan ekspresi mengejeknya. "Tidak, kan?"

"Orang bodoh dan miskin sepertimu jangan pernah mengharap keadilan, Evelyn. Sebab sekeras apapun kau berteriak menjelaskan bahwa kau tidak bersalah, hukum tetap tutup telinga, terlebih bukti sangat jelas mengarah padamu."

Evelyn bungkam dibuatnya. Sederet kalimat yang diucapkan Romeo memang benar adanya. Evelyn menelan saliva, dengan susah payah ia angkat kepalanya membalas tatapan Romeo yang melurus padanya.

"T-tapi, apakah kau bisa mengganti permintaanmu?" Ucap Evelyn mencoba menawar. "Ganti dengan apapun. Asal jangan yang ini."

"Menjadi budakku adalah perintah dariku. Bukan permintaan. Sebab aku bukan pengemis. Aku, Romeo Almahera, adalah seorang penguasa, yang memerintah, bukan meminta."

Iris gelap Romeo membuat Evelyn tersengat membeku. Kalimat penegasan yang diungkapkan pria itu membuat Evelyn benar-benar kehilangan pintu keluar.

Dari sekian banyak kesialan yang menimpanya, terjebak dengan pria ini adalah kesialan yang sangat Evelyn benci adanya.

"Jangan menatapku dengan tatapan bencimu itu Evelyn. Sebab aku dapat dengan mudah membalikannya menjadi cinta." Romeo menyungging senyum dengan mengangkat kembali gelasnya itu. Menenggak isinya dengan gerakan pelan, tenang menawan. "Kau akan mengemis cintaku, dan mengemis untuk sentuhanku."

"Aku memang miskin. Tapi aku tidak akan mengemis. Apalagi untuk pria sepertimu." Evelyn memberanikan diri mengatakan itu, walau sejujurnya, tenaganya langsung terkuras karena keberaniannya langsung ditelan oleh aura gelap Romeo.

"Oh ya?" Romeo meletakan gelasnya dengan senyum tipisnya yang masih terpatri. "Lalu apa yang kau lakukan tadi di kantor polisi? Kau meminta bantuanku dengan mata mengenaskan itu, bukan?"

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang