22

40K 2.2K 752
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

• 750 vote - 700 komen for the next chapter •

•••

Evelyn linglung. Ia duduk di pinggiran kasur dengan pikirannya yang masih tertuju pada kejadian semalam. Dimana ia membuka mata dan langsung disergap dengan lumatan dibibirnya oleh Romeo, lalu dilanjutkan dengan adegan erotis yang membuatnya kehilangan akal.

"Tidak mungkin." Evelyn menggigit bibir bawahnya.

"Apa yang tidak mungkin sayangku?" Evelyn menoleh, dan terlihatlah Romeo yang keluar dari kamar mandi tengah  berjalan ke arahnya dengan senyuman yang terpatri di bibir seksinya. "Kenapa hm? Apa yang kau pikirkan sepagi ini?"

Romeo duduk di sisi Evelyn, membelai rahangnya begitu lembut merayu membuat Evelyn membatu kesekian kalinya.

"M-meo..."

"Hm?"

Evelyn tergugup. Ia meremas seprei sebagai pelampiasan. Bulu mata lentiknya nampak bergerak-gerak kecil menatap Romeo, yang mana hal itu terlihat sangat menggemaskan dimata pria itu.

"S-semalam... itu tid—,"

"Semalam itu nyata, sayang," sela Romeo, naik tangannya mengusap pipi Evelyn dengan ibu jarinya. "Kau dan aku melakukan penyatuan. Kau mendesah namaku, dan aku mengerang pelepasan untukmu." Bertutur nakal pria itu membuat Evelyn merinding bukan main.

Evelyn tahu ini adalah tugasnya sebagai seorang istri. Dan semalam ia juga tidak memberikan pemberontakan, namun justru sebaliknya. Hanya saja saat ini ia— malu. Malu jika memang ia telah benar-benar melakukan hal itu. Di usianya yang bahkan baru akan menginjak delapan belas tahun bulan depan.

"Kau tidak akan meninggalkanku kan Evelyn?" Celetuk Romeo tiba-tiba, menatap Evelyn begitu dalam tak mampu terjemah. Kian memberat nafasnya bukti bahwa pria itu dilanda gundah. Dengan alasan yang Evelyn tak tahu kenapa.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Romeo mengedip pelan, ia menelan salivanya lalu menggelengkan kepala. "Aku hanya memastikan saja."

Hening menyapa mereka setelahnya. Baik Evelyn maupun Romeo sama-sama diam dengan saling melempar tatapan.

Hingga akhirnya Romeo memutus keterdiaman itu, ia memundurkan tubuhnya lalu berkata, "Mandilah, aku sudah siapkan air hangat untukmu."

"Untukku?"

Romeo mengangguk. "Hm. Apa perlu ku gendong sekalian ke kamar mandi?"

Evelyn menatap ke segala penjuru kamar hotel itu. Lalu kembali menatap ke arah Romeo yang kini masih betah menatap ke arahnya. "Kau tidak perlu melakukan hal itu, bukan? Aku bisa jalan senditi. Aku tidak cacat."

"Benarkah?" Pria itu menaikan sebelah alisnya dengan seringai tipis menggoda. "Memangnya milikmu tidak sakit?"

"Meo!"

Romeo tertawa pelan, menampilkan senyuman yang nampak begitu menawan. Ia melipat kedua tangannya di atas dada dan kembali berkata, "Baiklah, silahkan bangkit sendiri kalau begitu. Dan buktikan bahwa kau tidak cacat."

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang