24

37.4K 2.2K 1K
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

• 800 vote - 800 komen for the next chapter •

•••

Romeo pulang dari kantornya begitu larut. Sebab banyak hal yang harus ia selesaikan. Sedikit rasa bersalah menempati hatinya karena meninggalkan istrinya terlalu lana.

"Sayang?"

Romeo membuka pintu kamarnya hati-hati. Namun kerutan di dahinya muncul kala tak mendapati Evelyn di atas kasur.

"Evelyn?" Lagi, Romeo memanggil. Namun tak ada sahutan apapun sebagai respon. Tanda bahwa perempuan itu tak ada di sini.

Romeo meletakkan paper bag berisikan donuts itu, yang mana semula ia beli untuk penebusan dosanya karena meninggalkan Evelyn terlalu lama. Namun apa sekarang? Evelyn justru membuatnya marah karena tak ada di kamar saat ia pulang ke rumah.

Tidak mungkin kan, Evelynnya melarikan diri?

Mustahil. Itu sangat mustahil. Sebab para pekerjanya di mansion ini akan selalu melapor hal sekecil apapun tentang Evelyn. Terutama perbincangannya dengan seorang maid di dapur tadi pagi.

Jadi, jika Evelyn beranjak selangkah saja dari pintu mansionnya sudah pasti ia tahu.

Romeo melirik jam tangannya guna melihat waktu. Pukul sebelas malam. Harusnya Evelyn sudah tertidur jam segini.

Akhirnya Romeo memilih untuk ke ruang kerjanya. Barangkali Evelyn di sana. Sebab hanya ruang itu yang terhubung langsung dengan kamarnya.

Dan benar dugaannya. Istrinya ada di sana. Duduk di kursi kerjanya dan tertidur pulas dengan kepalanya yang diletakan di atas buku. Posisi kepalanya miring ke kanan dengan kedua tangannya yang berada di atas meja.

Pemandangan itu berhasil membuat Romeo tersenyum. Pria itu melangkahkan kakinya mendekat dan membungkuk ke arah istri kecilnya.

"Sayang?" Panggil Romeo lembut, mengusap pipi Evelyn.

Mata Evelyn terbuka perlahan kala merasakan sentuhan. Mengerjab matanya menangkap sesosok pria tampan tepat berada di hadapannya memberikan senyum ke arahnya.

"Meo?" Evelyn mengangkat kepalanya, duduk dengan sedikit mendongak menatap pria di hadapannya. "M-maaf aku duduk di sini, a-aku hanya ingin membaca buku. Kursi yang disana tidak nyaman, jadi..."

"Jadi?" Romeo menaikan sebelah alisnya, mengulum senyum gemas melihat kelinci kecilnya yang menampilkan ekspresi lucunya seakan baru saja tertangkap merampok wortel di kebunnya.

"Jadi aku duduk di sini." Evelyn menatap pria itu dalam, sarat akan makna rayu permohonan. "Maaf karena tidak izin terlebih dahulu. Jangan marah ya?"

Romeo diam tak langsung memberikan jawaban. Ia hanya terus menatap wajah Evelyn dengan tatap matanya yang tenang. Menikmati goresan keindahan yang tercipta dalam diri Evelynnya. Indah. Pantas saja ia langsung jatuh cinta dalam sekali pandang kala itu.

Namun lain dengan Evelyn, perempuan itu sedikit risau dibuatnya. Sebab biasanya Romeo paling tidak suka jika ada yang menduduki kursinya tanpa izin. Termasuk dirinya, yang mana dulu ia harus meminta izin untuk melakukan apapun di mansionnya.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang