23

38.5K 2.2K 876
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

• 800 vote - 800 komen for the next chapter •

•••

Romeo keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih sedikit basah dengan bibirnya yang memucat namun tidak terlalu kentara.

"Evelyn?" Pria itu sedikit kaget mendapati Evelyn yang terduduk di tepi kasur menatap ke arahnya kala ia baru saja keluar dari kamar mandi. Bukankah, tadi istrinya sudah tertidur?

Romeo berjalan menghampiri. Ia duduk di samping istrinya itu. "Kebangun? Bukankah tadi kau sudah tidur, sayang?" Katanya lembut, sambil mengusap surai Evelyn.

Evelyn tak menjawab, ia hanya menatap Romeo dengan tatapan yang tak bisa Romeo mengerti maknanya. Terlebih kala tangan Evelyn naik mengusap rahangnya dan berhenti mengusap bibir bawahnya dengan ibu jarinya. Hal itu membuat darah Romeo bergelenyar, sensasi tangan lembut Evelyn menyentuh wajahnya membuatnya tersengat gairah.

Pria itu menangkup tangan Evelyn, mengambilnya lalu dibawanya untuk di kecup. "What's wrong baby? Kau menginginkan sesuatu?" Tanyanya serak, berusaha menahan nafsu.

Evelyn menggeleng, namun kini bulu mata lentiknya nampak bergetar pelan. Hal itu semakin membuat Romeo tak paham. Ia kian dalam menatap Evelyn mencoba memahami, hingga keduanya terselimuti hening dalam waktu yang lama.

"Kenapa kau melakukannya?" Tanya Evelyn membuka suara. Pelan ia bertanya membuat Romeo menaikan sebelah alisnya. "Harusnya aku yang terkena racun itu, kan?"

Romeo terdiam. Pria itu mengedip pelan dengan atensinya yang terus fokus pada istrinya. Mengulum senyum Romeo menenangkan, dengan mengusap punggung tangan sang pujaan.

"Istirahatlah," kata Romeo, membawa Evelyn untuk rebah di kasur. Memilih untuk tidak membahas masalah ini.

Namun perempuan itu menolak. Ia menggelengkan kepalanya, menahan tangan Romeo yang hendak merebahkannya di kasur.

"Kau sakit. Kau harus ke rumah sakit," katanya. Mendapat anggukan dari Romeo.

"Hm. Nanti aku akan memanggil dokter." Pria itu mengecup sudut bibir Evelyn. "Sekarang kau harus tidur sayang, sudah jam dua malam."

"Jangan nanti. Sekarang Meo. Harus sekarang! Kau terkena racun. Kau muntah darah! Itu parah Romeo. Kau harus segera di obati. Kalau tidak—," Evelyn menggantungkan ucapannya, menjatuhkan air matanya.

"Kalau tidak?" Romeo mengulang, dengan senyum banyak arti miliknya. "Kalau tidak kenapa sayang, hm?" Pria itu mengusap rahang Evelyn lembut.

"Kau akan mati," lirih Evelyn menangis. Karena jika itu terjadi, ia akan sangat merasa bersalah. Sebab ada satu nyawa yang hilang karena menyelematkannya. Juga, ada rasa tak rela yang belum menemukan alasannya.

Romeo terdiam. Pria itu menaikan sebelah alisnya. Jadi, istri kecilnya ini sedang mengkhawatirkannya begitu? Romeo tertawa dibuatnya.

Romeo membawa Evelyn dalam pelukan, mengusap punggung istrinya dengan mata terpejam. Kontan Evelyn langsung membalas dekapan, ia melingkarkan tangannya di pinggang pria itu.

"Maafkan aku. Maaf..." lirih Evelyn, kian pelan teredam dalam pelukan. Bahunya bergetar karena terisak, yang mana membuat Romeo dapat merasakan bagian dadanya terasa basah karena air mata istrinya.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang