29

37.5K 2.5K 1.1K
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

• 1,2k vote - 1k komen for the next chapter •

•••

Evelyn sadar beberapa menit yang lalu.

Ia duduk bersandar dengan melamun memikirkan nasibnya. Tatapan matanya sayup terlihat begitu lelah, dengan air mata yang terus jatuh membasahi pipinya.

"Kau sudah bangun?"

Suara Romeo terdengar bersamaan dengan suara pintu yang terbuka. Pria itu berjalan mendekati ke arah Evelyn, dengan perempuan itu yang sama sekali tak menoleh ke arahnya.

Mendapati Evelyn yang mengabaikannya tentu saja Romeo marah. Namun ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan emosinya, pria itu tak mau kembali melukai istrinya.

"Aku dengar dari maid, belakangan ini kau suka sekali butter cake. Maka dari itu aku meminta mereka membuatkan butter cake khusus untukmu."

Romeo mengambil potongan kue itu dan mengunjukannya ke arah Evelyn. "Cobalah."

Evelyn tetap diam. Tak menolak ataupun menerima.

Romeo memejamkan matanya menahan emosinya. Evelyn lagi-lagi mengabaikannya. Mengabaikan perhatiannya.

PRANG!

Romeo melempar piring itu ke lantai dengan kuat, yang mana hal itu berhasil membuat Evelyn spontan memejamkan karena terlonjak.

"APA SUSAHNYA UNTUK MEMBUKA MULUTMU HAH?!" Pekik Romeo, berdiri pria itu menatap ke arah istrinya dengan marah. Evelyn tak jera menguji kesabarannya.

Romeo mendekat, menarik rahang Evelyn untuk menatap ke arahnya. "Buka matamu!" Perintah Romeo kala mata Evelyn terpejam menguat. "Evelyn."

Evelyn menggigit bibir bawahnya, ia menangis. Perempuan itu terisak tanpa membuka matanya. Tangannya gemetar ketakutan. Dan hal itu behasil membuat tatapan Romeo berubah.

"Sayang," bisiknya, mengganti cengkraman itu menjadi usapan lembut di pipi istrinya. Lalu setelahnya ia membawa tubuh itu dalam dekapannya. "Maafkan aku."

Tangis Evelyn semakin kencang terdengar. Bergetar bahu perempuan itu terisak-isak dalam pelukannya. Dan hal itu membuat Romeo kian mengeratkan pelukannya. Ia tidak bermaksud menyakiti Evelynnya.

"Maafkan aku sayang." Romeo mengecup kepala Evelyn menenangkannya. Setelahnya ia melepas pelukan itu, menangkup rahang istrinya dan mengusap pipinya yang basah itu dengan ibu jarinya. "Maafkan aku. Okay?"

Romeo mengecup sudut bibir Evelyn begitu lembut. Lalu setelahnya tersenyum ke arah istrinya. Aura kemarahan beberapa menit lalu telah sirna tergantikan kelembutan yang kini ditunjukannya.

"Aku marah karena kau mengabaikanku, sayang. Dan aku marah karena kau mencoba lari dariku," tutur Romeo.

"Aku tak menyukai itu Evelyn. Dan kau tahu itu bukan?"

Evelyn akhirnya menaikan pandangannya. Membalas tatapan Romeo yang selalu mendominasinya. "Lalu menurutmu, apakah aku tidak marah saat aku tahu ternyata kau telah berbuat keji pada sahabatku?" Tanya Evelyn lirih, berlinang air mata.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang