18

37.9K 2.2K 671
                                    

ROMEO UPDATE🦋
HAPPY READING!

• 650 vote - 600 komen for the next chapter •

•••

Evelyn jatuh sakit. Hal itu membuat kepala Romeo pening memikirkan keadaan gadisnya.

"Tidak becus!" Maki Romeo pada dokter yang memeriksa Evelyn. Ia mendelik sinis menatap ke arahnya.

"Kenapa calon istriku masih belum membaik! Sudah dua hari dia demam. Dokter macam apa kau, hah?!"

Sang dokter hanya bisa diam tak banyak menimpali amukan pria itu. Menjadi dokter pribadi keluarga Almahera membuatnya sudah paham betul tabiat keluarga itu.

"Nona terlalu banyak pikiran, Tuan. Hal itu yang menyebabkan Nona drop cukup parah."

Romeo menatap Evelyn lama. Lalu kembali menoleh ke arah dokter itu. "Pergi." Usir Romeo, malas mendengar diagnosa dokter itu yang seakan menyudutkannya tidak baik menjaga Evelyn.

Dengan sukarela sang dokter beranjak pergi dari sana. Meninggalkan Romeo yang kini duduk di tepi kasur menatap Evelyn yang terpejam gelisah dengan suhu tubuh yang cukup panas.

Romeo menghela nafas pelan. "Kau terlalu berlebihan Evelyn. Untuk apa kau bersedih hanya karena temanmu itu  hingga membuatmu seperti ini?" Gumam Romeo tak habis pikir.

Romeo mengambil lipatan kain di atas dahi Evelyn. Mencelupkannya lagi ke air es, memerasnya lalu meletakannya di tempat semula. Tatap matanya terlihat begitu khawatir. Untuk pertama kalinya ia melihat Evelyn sakit begini. Sedikit rasa tak tega menyeruak hatinya.

"Cepat sembuh, sayang. Sebentar lagi kita akan menikah."

Diusapnya punggung tangan Evelyn dengan lembut, lalu membawanya untuk ia kecup. Sepertinya malam ini ia akan kembali begadang menjaga Evelynnya seperti dua malam lalu. Sebab gadisnya itu akan menangis di malam hari membuatnya khawatir.

Jika bukan Evelyn. Romeo tidak sudi merawat seorang gadis yang sedang sakit begini. Cengeng dan merepotkan.

"Permisi, Tuan." Atensi Romeo teralihkan pada Bondan yang datang menghampiri. Pria itu menyerahkan paper bag ke arah Romeo yang langsung diterima oleh pria itu.

"Menurut informasi yang saya dapatkan, itu salah satu cream soup yang disukai Nona. Saya membelinya di tempat langganannya."

Romeo membuka paper bag itu, mengeluarkan medium cup berisikan makanan setengah kental itu. Pria itu menelisiknya lama guna memastikan bahwa makanan itu aman untuk gadisnya.

"Apakah tempatnya steril?" Tanya Romeo, sedikit ragu akan hal itu. Dan benar saja, Bondan menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaannya.

"Tidak terlalu steril, Tuan. Maka dari itu saya membawakan tempat khusus pada penjual itu," sahut Bondan. Mengingat kedai yang menjual cream soup kesukaan Evelyn adalah kedai biasa. Bukan resto mewah yang biasa dikunjungi Romeo yang terjamin kebersihannya.

Romeo menghela nafas pelan. "Baiklah kau boleh pergi." Bondan menunduk pelan, lalu beranjak dari sana. Tak lupa menutup pintu memberikan privasi pada sang majikan.

"Evelyn, wake up." Romeo mengusap pipi Evelyn lembut, membuat gadis itu akhirnya membuka matanya perlahan. Ia menatap Romeo yang kini tersenyum ke arahnya.

Romeo AlmaheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang