[S1] - 15 | Jalur Hukum

52 6 278
                                    

Arzoo terkesiap ketika merasakan ombak menabrak kakinya. Ia mengerjap-ngerjapkan mata, dan tersadar dirinya sudah menjejakkan kaki di perairan. Arzoo membuang napas panjang. Jika saja dia tidak sadar ombak tadi menyentuhnya, mungkin dia sudah masuk ke dalam air dan mungkin juga sudah tergulung ombak.

Tidak, Arzoo tidak ada niatan untuk mengakhiri hidupnya. Dia bahkan tak sadar tiba-tiba sudah berada di sini. Sejak tadi, dia hanya berlari ke mana saja tak tentu arah. Dan ternyata, kakinya membawanya ke sini. Pantai dengan ombak yang syukurlah cukup tenang.

"Nona Arzoo Tiwari?"

Arzoo menengok perlahan ke sumber suara itu. Beberapa orang polisi entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya. "Namaku Arzoo Verma," balasnya dengan suara tak bernada alias datar.

Polisi itu tampak melihat ke layar ponselnya. "Tapi di sini tertulis namamu adalah Arzoo Tiwari, istri dari Tuan Sonu Tiwari."

"Maaf, aku lupa."

Para petugas polisi itu dibuat geleng-geleng oleh kalimat yang keluar dari mulut Arzoo. Nama belakang pun bisa-bisanya lupa?

"Anda harus ikut kami ke kantor polisi sekarang, karena Anda terlibat tindak pemukulan terhadap Nona Mahika Kapoor." Polisi itu memberi isyarat pada 2 polisi wanita yang bersamanya.

Kedua polisi wanita itu mengangguk, kemudian memegangi Arzoo dari kedua sisi. Arzoo tidak memberontak. Tatapannya kosong. Wajahnya tanpa ekspresi. Jejak-jejak air mata di pipinya sudah kering diterpa angin pantai yang lumayan kencang. Sejurus kemudian, keduanya membawa Arzoo ke mobil polisi yang terparkir tak jauh dari situ.

***

"Bagus. Saya akan segera datang ke sana."

Ayesha menyimpan kembali ponselnya, usai seorang polisi mengubunginya bahwa mereka telah menangkap gadis yang memukul Mahika, putri kesayangannya. Dia langsung menelpon polisi setelah seseorang memberitahunya tentang Mahika yang dipukul oleh seorang gadis di sebuah pesta.

Selain menelpon polisi, Ayesha juga sudah menghubungi mantan suaminya alias Ayah Mahika yang saat ini kebetulan berada di Denpasar karena urusan pekerjaan. Pria itu juga sudah dalam perjalanan kemari, untuk kemudian berangkat ke kantor polisi bersama-sama.

Ayesha mengintip Mahika dari balik kaca, di mana putrinya sedang ditangani oleh beberapa dokter. Rasa sakit dan tak terima datang secara bersamaan melihat itu. Mahika-nya pasti tidak bersalah. Dia sudah menyaksikan sendiri video pemukulan itu. Mahika hanya menari, tetapi Gadis Gila itu datang-datang langsung memukul dengan botol kaca. Itu pun sampai botolnya pecah. Bayangkan saja rasa sakitnya?

"Ayesha, bagaimana keadaan Mahika?" tanya seorang pria yang baru datang tergesa-gesa bersama beberapa pria tinggi besar berpakaian serba hitam.

Ayesha melirik ke ruangan sampingnya. "Mahika masih ditangani dokter."

"Apa lukanya sangat parah?" Pria itu bertanya dengan nada khawatir yang terdengar jelas.

"Mungkin. Darahnya cukup banyak. Bayangkan saja, Vijay, dia dipukul dengan botol kaca. Bahkan botolnya sampai pecah. Kau bisa lihat sendiri videonya," tutur Ayesha seraya menunjukkan layar ponselnya pada mantan suaminya itu.

Kedua tangan Vijay langsung mengepal kuat, pertanda dia sangat marah. "Kurang ajar sekali gadis ini. Dia harus diberi pelajaran yang setimpal. Kita akan ke kantor polisi setelah dokter keluar."

***

"ARZOO ...! ARZOO, KAU DI MANA?"

Sonu dan Rajveer tak henti-hentinya meneriakkan nama Arzoo di setiap langkah mereka menunju pantai.

Our Impossible Love (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang