Arhaan dan Arshia tiba di sebuah rumah yang lebih mirip toko. Bangunan itu sepenuhnya dari kayu. Tidak ada papan nama atau spanduk yang memberi petunjuk tempat apa itu. Tetapi Arhaan yakin satu hal: dia tidak salah alamat.
"Kita mau apa ke sini, Kak?" tanya Arshia.
"Ini tempat penjualan senjata. Arshika yang memberitahuku soal tempat ini. Di sini, senjata seperti pistol dijual bebas. Kita bisa membelinya tanpa perlu mengurus izin dan sebagainya," terang Arhaan.
Seorang pria tinggi berambut gondrong menyambut kedatangan keduanya. Arhaan agak tak menyangka di hari yang hampir pagi, tempat ini masih buka. Padahal kata Arshika, tempat ini tutup pukul 12 malam.
"Selamat datang, Tuan dan Nyonya. Apa yang Anda berdua butuhkan?" sambut pria itu dengan ramah, berbanding terbalik dengan tampangnya yang seram.
"Ada pistol? Kami butuh 2," ucap Arhaan pelan.
"Semua koleksi pistol dari berbagai negara lengkap di sini. Kalian butuh yang seperti apa?"
"Apa saja, yang penting bisa untuk menembak," jawab Arhaan cepat, karena dia pun tak tahu model-model pistol. Mungkin akan berbeda cerita jika dia mengajak Arshika.
"Baiklah. Tunggu sebentar, ya." Pria itu masuk dan kembali lagi dalam waktu semenit bersama 2 buah pistol seperti permintaan Arhaan. Arhaan menyelesaikan transaksi senjata ilegal itu lalu pergi dari sana.
Ketika Arhaan sudah sedikit jauh dari toko, pria itu bergegas mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
"Dia datang ke sini membeli 2 pistol. Sekarang arahnya ke bukit yang ada di dekat desa itu."
"Vicky,"
Vicky sedikit tersentak saat namanya tiba-tiba disebut. Seorang wanita tua yang rambutnya hampir putih semua menghampiri pria itu.
"Eh, Nyonya Ayesha. Anda sudah datang pagi-pagi begini?"
Wanita itu mengangguk. Kedua matanya masih menatap Arhaan dan Arshia yang hampir tak terlihat lagi. "Mereka siapa?"
"Itu ... mereka kakaknya teman saya, Nyonya," jawab Vicky.
"Kakaknya temanmu? Untuk apa mereka ke sini?"
Vicky mengedikkan pundak. "Temanku bilang, mereka adik-kakak kandung yang tak sengaja jatuh cinta karena terpisah puluhan tahun. Mungkin saja mereka sudah terlalu putus asa, makanya ...."
"Kakaknya temanmu yang mana?"
"Arshika. Itu ... gadis yang kadang main ke sini dan minta diajari menembak. Dia bilang Bibinya yang menghilang bertahun-tahun sudah ketemu."
"Arshika putrinya Rishi Talwar mantan penjahat itu?"
Vicky mengangguk. "Iya, Nyonya."
Wanita itu terdiam. "Bibinya yang menghilang bertahun-tahun sudah ketemu, itu berarti ... gadis itu dan Jai," gumamnya. "Sekarang di mana mereka semua?"
"Arshika sedang dalam perjalanan kemari, Nyonya."
"Panggil teman-temanmu sekarang. Kita cegat rombongan mereka," titahnya.
***
Kehebohan terjadi beberapa detik setelah telpon dari Arshika masuk ke ponsel Veer dan diangkat Abhram. Gadis yang memiliki kenalan beberapa preman itu mengatakan, teman premannya habis melayani Arhaan dan Arshia yang membeli senjata berupa 2 pistol, dan sekarang pergi ke arah bukit yang ada di perbatasan dengan desa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Impossible Love (COMPLETED)
RomanceS1: Pernikahan impian Arzoo kandas di depan mata tatkala Jai menghilang secara mendadak. Demi menyelamatkan harga diri sahabatnya yang ditinggal mempelai pria di pelaminan, Sonu-sahabat mereka-menawarkan diri menjadi pengantin pengganti. Arzoo yang...