[S1] - 21 | Surat Perjanjian

42 6 331
                                    

Pagi yang cerah telah datang. Namun, itu tidak ada pengaruhnya bagi Arzoo. Sejak semalam tiba di Bhopal, dia hanya berekspresi datar-datar saja. Dia kehilangan senyuman dan semangat hidupnya, untuk sekali lagi.

"Arzoo, sarapan dulu sini," panggil Rhea dari arah ruang makan.

Arzoo yang berada di teras rumah, hanya menggeleng pelan. Ketika dia sadar Rhea tak bisa melihat gelengannya, gadis itu lantas menjawab, "Aku tidak lapar, Kak."

Sebuah mobil sedan hitam tiba-tiba berhenti di halaman rumahnya. Tak lama kemudian, seorang pria tampan keluar dari dalam sana dengan memasang senyuman cerah. Kedua tangannya menenteng sebuah paper bag berwarna cokelat.

"Arzoo," panggil pria itu. Rajveer.

Arzoo tersenyum tipis. "Pak, ada apa kau ke sini?"

"Kau belum sarapan, kan? Aku bawakan makanan kesukaanmu," ujar pria itu seraya menyodorkan paper bag yang dibawanya pada Arzoo.

"Tapi, Pak ... tidak perlu repot-repot. Kak Rhea pasti sudah memasak," Arzoo merasa sedikit keberatan. Bosnya ini kemarin sempat menghilang, tapi sekarang datang-datang malah membawakannya makanan.

"Sama sekali tidak repot. Aku juga sekalian mau menumpang makan di sini," kata Rajveer sambil tertawa.

"Jadi karena itu kau bawa makanan sendiri?" 

"Ya ..., karena porsi makanku banyak. Takutnya kakakmu cuma masak sedikit," canda Rajveer.

"Padahal masakan kakakku sangat enak. Kau tidak mau mencobanya?"

"Pasti aku mau ... kalau boleh," cicit Rajveer.

Arzoo tertawa renyah. Lucu sekali melihat wajah Rajveer yang seperti takut-takut. Bosnya ini sungguhan takut Rishi atau bagaimana?

"Arzoo, ayo makan---" Rhea menghentikan ucapannya yang belum selesai; dia berdiri di depan pintu memperhatikan adiknya yang sudah tampak ceria.

"Eh, Kakak," ucap Arzoo riang. "Lihat, siapa yang datang?"

"H-hai, Rhea," sapa Rajveer canggung.

"Hai juga," balas Rhea tersenyum tipis; tampak canggung juga.

"Hei, Sayangku, kenapa kau berdiri di sin---hey, kau bosnya Arzoo, kan? Mau menjemput Arzoo untuk bekerja?" celoteh Rishi yang baru saja datang.

"Tidak. Pak Rajveer mau makan bersama kita," jawab Arzoo. "Katanya dia rindu mantan kekasihnya," lanjutnya sambil menahan tawa.

Rishi melotot. "Mantan? Mantannya siapa? Kau mantannya Arzoo?"

"Aku---"

"Tentu saja mantannya Kak Rhea, masa mantannya Sonu?" sahut Arzoo menyeringai.

"Rhe-Rhea? Dia mantanmu?" Rishi langsung menatap istrinya itu. Yang ditatap pun hanya tertunduk sambil mengangguk kecil.

"Astaga," Rishi menepuk dahi. Raut wajahnya berubah datar berkali-kali lipat.

Sementara Arzoo? Tentu saja tertawa puas. Rasanya dendam pribadinya pada Rishi sudah terbalaskan sekarang. Lihat saja, dengan sedikit bumbu, si Manusia Posesif itu pasti akan terbakar cemburu.

"Ayo-ayo, kita reuni mantan—eh, maksudnya makan," ajak Arzoo.

***

Sonu menatap bingung pasangan di kanan dan kirinya. Oh, salah. Arzoo memang istrinya, tapi gadis itu lebih memilih duduk di sebelah si bos alias Rajveer. Sedang di sisi kiri meja, Rishi diam datar seperti kesal, lalu Rhea yang hanya mengaduk-aduk makanan di sebelah suaminya itu. Ada apa dengan mereka semua?

Our Impossible Love (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang