Arhaan tidak tahu ke mana kakinya membawanya. Ia hanya tahu, hatinya sangat sakit mengetahui semua kebenaran ini. Dan kenapa baru sekarang? Saat semuanya sudah terlambat, saat dia sudah telanjur mencintai gadis yang ternyata adalah adik kandungnya. Kenapa semua ini harus terjadi padanya?
"AAARGGHH!" teriaknya sekencang mungkin. Kebetulannya saat ini ia berada di sebuah tanah lapang yang sepi.
Arhaan menjambak rambutnya frustrasi. "KENAPA INI HARUS TERJADI PADAKU?! KENAPA? APA SALAHKU?!"
Arhaan jatuh terduduk dan terisak-isak di rerumputan itu. Tak pernah dia sangka candaannya waktu itu adalah kebenaran. Dia adalah anak yang tak diinginkan oleh kedua orang tua kandungnya, hingga mereka pergi membuat kehidupan sendiri yang baru dan menitipkannya pada orang lain.
Dia tak meminta dilahirkan ke dunia ini, mereka yang membuatnya ada, tetapi mengapa mereka malah membuangnya?
Setidaknya jika tidak bisa bertanggung jawab dengan merawat, paling tidak jangan seperti ini caranya. Apa mereka tidak pernah berpikir bahwa mereka semua tinggal di bumi yang sama, kesempatan bertemu tetaplah ada. Lalu bagaimana jika pertemuan itu menimbulkan rasa yang sebenarnya tak boleh ada. Apa mereka tidak pernah pikirkan itu?
"Kalian egois! Kalian benar-benar egois!"
Selanjutnya Arhaan diam, menyembunyikan wajahnya di balik lutut, dan lanjut menumpahkan segala yang berkecamuk di dadanya lewat cairan bening bernama air mata. Rishi pernah bilang, menangis mungkin tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi paling tidak hati akan jadi sedikit lebih tenang. Walau kenyataannya, hatinya tak berubah menjadi tenang sama sekali. Malah bertambah sakit setiap detiknya.
Hal yang paling membuat Arhaan sesak adalah, dia dibuang oleh orang tua kandungnya, lalu mereka membangun keluarga baru masing-masing tanpanya. Ya, dia memang tak pernah kekurangan kasih sayang atau kebahagiaan saat bersama keluarga Rhea, tapi tetap saja orang yang melahirkannya malah tega melakukan itu, sementara orang yang statusnya hanyalah bibinya malah bisa menyayanginya dengan sangat.
Orang yang selama ini ia kira adalah bibinya, ternyata malah ibu kandungnya. Sedang orang yang selama ini ia kira ibu kandungnya, sesungguhnya adalah bibinya. Lalu orang yang selama ini ia anggap adiknya, ternyata hanyalah sepupu. Dan orang yang berhasil memenangkan hatinya, ternyata malah adik kandungnya. Kenapa harus begini? Apa tidak ada takdir yang lebih baik untuknya?
"Kenapa aku harus hidup jika kehadiranku tak diinginkan?"
***
Arshia berhenti saat ia merasa sudah berlari terlalu jauh. Kini yang dilakukannya adalah menangis meraung-raung, menumpahkan segala sakit dan rasa sesak dalam dadanya.
Entah mengapa, orang-orang senang sekali bermain rahasia. Apa untungnya? Itu hanya menyakiti orang lain. Dia selalu merasa Bundanya adalah manusia paling jujur di muka bumi ini, tapi ternyata dia salah. Seseorang yang menjadi panutannya, sekarang membuatnya patah hati yang sangat.
"Kenapa, Bunda? Kenapa tidak dari dulu Bunda bilang kalau aku ternyata punya kakak? Sejak dulu, aku selalu ingin memiliki seorang kakak, dan Bunda selalu bilang kalau kakak tidak bisa dibeli. Bagaimana mungkin ternyata kakaknya Arshika sebenarnya adalah kakakku? Kenapa Bunda merahasiakan semua itu?" tangisnya pilu.
"Aku selalu menganggap Bunda keren karena bisa selamat dari racunnya Paman Sonu, dan ternyata ... Bunda tidak menjadi salah satu korbannya karena Bunda malah menjadi istrinya ...."
Arshia menyeka dengan kasar sudut matanya. "Kenapa kalian harus menyembunyikan semua ini dariku? Ya, sekarang aku mengerti kenapa kalian mengajakku pindah dulu. Itu karena mau menjauhkanku dari Arhaan, kan? Kalian salah! Kalian tidak tahu kalau jarak yang kalian buat itu malah semakin mendekatkan kami!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Impossible Love (COMPLETED)
RomanceS1: Pernikahan impian Arzoo kandas di depan mata tatkala Jai menghilang secara mendadak. Demi menyelamatkan harga diri sahabatnya yang ditinggal mempelai pria di pelaminan, Sonu-sahabat mereka-menawarkan diri menjadi pengantin pengganti. Arzoo yang...