[S1] - 22 | Diculik?

51 7 304
                                    

2 bulan kemudian ....

Hari ini adalah hari pernikahan Rajveer dan Zoya. Arzoo sangat bahagia. Entah bagaimana dia menjalani kehidupannya 2 bulan ini. Tanpa Jai. Ya, pria itu tidak kembali. Hanya harapan dan harapan tentang pria itu yang terus ada bersama Arzoo. Dan mungkin, itu jugalah yang membuatnya masih bertahan sampai detik ini.

Rutinitas Arzoo selama 2 bulan ini bahkan hanya pergi bekerja, pulang, lalu tidur atau nonton film. Kadang-kadang pergi ke bioskop dengan Rohan atau Sonu. Kadang juga menghabiskan waktu di toko manisan ayahnya Rohan sambil membantu melayani pembeli. Sering juga ia mengundang Rajveer untuk makan malam di rumahnya—sekalian membuat Rishi cemburu. Dan itu adalah salah satu alasan yang membuatnya masih mengingat cara tersenyum.

Mungkin ini terlalu berlebihan, ya? Tapi percayalah, hidup dalam harapan itu sulit sekali. Terlebih ketika harapan itu hampir mustahil. Ya, harapan Jai akan kembali. Lupakan soal kembali, pria itu bahkan tak pernah mengabari.

"Arzoo, kau sudah siap?"

Arzoo mengangguk, lantas berbalik menatap kakaknya yang berdiri di depan pintu. Gadis itu kemudian berjalan menghampiri Rhea sambil memasang senyum lebar.

"Ayo kita berangkat, Pak Rajveer tidak akan menikah tanpa selingkuhannya ini," candanya.

Rhea memukul pelan pundak Arzoo. "Dasar kau."

"Mana suamimu yang banyak tingkah itu?" Arzoo celingukan mencari sosok kakak iparnya sekaligus musuhnya di rumah ini.

"Dia sudah menunggu kita di luar bersama suamimu," ujar Rhea. "Ayo?"

Arzoo mengangguk, sejurus kemudian keduanya berjalan beriringan. Saat itu juga Arzoo menyeletuk, "Tidak terasa 3 bulan lagi aku jadi janda, ya, Kak," katanya sambil tertawa.

Rhea spontan berhenti dan memutar tubuh menatap adiknya itu. "Takdir berada di tangan Tuhan, Arzoo. Siapa yang akan tahu apa yang terjadi 3 bulan lagi? Sudahlah, lupakan soal itu dan kita cepat pergi."

***

Arzoo tertawa melihat ke layar ponselnya, di mana Rajveer mengirimkan foto selfie dengan pakaian pernikahan padanya. Pria itu bilang, Arzoo harus jadi yang pertama melihat penampilannya dengan pakaian pernikahan ini. Memang konyol. Siapa yang akan jadi istrinya dan siapa yang pertama diperlihatkan penampilannya?

"Ternyata Pak Rajveer lucu juga," kekeh Arzoo.

"Sejak dulu," timpal Rhea tanpa menoleh.

Kakak Arzoo itu saat ini duduk di depan bersama suaminya yang tengah menyetir, sementara Arzoo duduk bersama Rohan, lalu Sonu sendirian di belakang. Mereka berlima sekarang sangat dekat dan kompak, hampir selalu ke mana-mana bersama. Meski tentu saja, masih sering ada drama protes jika penyakit Rishi yang romantis tak tahu tempat kambuh di saat yang tidak tepat.

"Kak, kenapa dulu kau meninggalkan Pak Rajveer? Pak Rajveer kurang apa memangnya?" Arzoo sengaja bertanya, karena seharian ini dia belum membuat Rishi kesal. Jadi hidupnya seperti tidak lengkap.

"Kurang garam," ketus Rishi.

Arzoo tertawa renyah. Memang ini yang dia tunggu. "Kenapa, Kak? Padahal kan dulu kau tidak tahu kalau Rishi-mu itu masih ada."

"Karena ... rahasia," jawab Rhea sok misterius.

"Ah, Kakak, aku kan cuma tanya," keluh Arzoo.

"Tanyanya nanti di rumah saja. Lihat, kita sudah sampai," tunjuk Rohan ke arah gedung di seberang jalan. Gedung yang tampak ramai oleh kendaraan dan orang-orang.

Arzoo memutar tubuhnya menghadap ke belakang. "Suamiku Sayang, ayo keluar?" ajaknya sembari mengulurkan tangan.

Hal itu malah membuat Sonu berkedip-kedip memandangi tangan Arzoo yang terulur. Pria itu tampaknya tidak mengerti dengan maksud Arzoo.

Our Impossible Love (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang