Mahika sudah mengatakan pada Jai tentang niatnya mengajak pria itu liburan ke Bali, tetapi yang terjadi malah Jai menolaknya tanpa perlu repot berpikir. Sekarang, Mahika jadi bingung sendiri. Cara apa yang harus ia lakukan agar Jai mau?
Arzoo, Arzoo, dan Arzoo. Hanya itu yang Jai pikirkan sekarang. Tujuannya pun cuma 1: pulang ke Bhopal. Padahal di sisi lain, Jai bilang sendiri dia masih belum siap mendengar kebenaran tentang suami Arzoo dan amukan gadis itu.
Apa Mahika harus meminta bantuan ayahnya untuk mengancam Jai? Tapi ... ah, tidak. Kasihan sekali kalau Jai diancam-ancam terus. Bisa-bisa pria itu malah jadi gila nanti. Tapi kalau tidak diancam, bagaimana caranya?
Mahika melirik ke sampingnya; Jai saat ini duduk diam datar di kursi yang sama dengannya. Seratus persen Mahika yakin, jika dia diamkan, maka Jai juga tidak akan mau repot bicara duluan. Lalu harus bagaimana? Masa dia batal saja ke Bali? Setelah melempar Jai ke Bhopal, dia kembali lagi ke sini lalu liburan? Tapi tidak. Sesungguhnya itu ide yang buruk. Mahika capek kalau harus bolak-balik terus. Dia ingin hidup yang tenang di satu tempat, bukannya berpindah-pindah terus seperti manusia nomaden.
"Jai, hanya 3 hari. Kau mau, ya? Di sana, kau bisa hibur hatimu yang luka. Aku janji tidak akan merecokimu," ucap Mahika sungguh-sungguh. Sebenarnya, ini pertama kali ia lakukan: membujuk orang dengan sungguh-sungguh.
"Aku tidak mau, Mahika. Aku harus pulang, aku harus menemui Arzoo," kata Jai sejelas mungkin. Memang sejak tadi itu yang ia katakan, seolah tidak punya kata-kata lain.
"Aku janji akan membantu kau cari Arzoo nanti, tapi pertama kau ikut aku dulu. Atau kau mau diancam ayahku? Ayahku tidak pernah main-main kalau mengancam, ya! Dia bisa saja macam-macam pada Arzoo kalau kau tidak mau menurut denganku." Pada akhirnya Mahika kehabisan cara untuk tidak melibatkan ayahnya dalam hal ini. Sedikit ancaman tidak masalah, kan?
Jai menghela napas berat. Pertama, dia sudah membuat Arzoo patah hati; kedua, jika dia menolak ajakan Mahika dan si Tuan Vijay itu sampai turun tangan, apa iya dia juga akan membuat Arzoo terluka? Sudah cukup luka yang dia beri untuk Arzoo sampai detik ini. Dia tidak mau menambah luka-luka untuk Arzoo, tapi jika dia ikut, itu akan lama dia bisa kembali ke India dan menemui Arzoo.
"Jai, kalau kau memang ditakdirkan untuk bertemu Arzoo, pasti kau akan bertemu dia di mana pun. Kau tidak perlu jauh-jauh mencarinya, takdir akan membawanya ke hadapanmu," oceh Mahika. Siapa tahu ocehan asalnya ini bisa membuat Jai setuju, kan?
"Kalau kau setuju ikut aku, aku juga akan membujuk Dad untuk melepaskanmu. Kau bisa menemui Arzoo, minta maaf, lalu melanjutkan pernikahan kalian yang sempat tertunda. Aku akan membujuk Dad untuk tidak menangkapmu, mengancammu, atau apapun itu. Jadi, kau mau, ya ...?" lanjut Mahika sambil menatap Jai memelas. Datar-datar begitu, Jai punya sifat tidak tegaan.
Jai menarik napas panjang, lalu mengeluarkannya dan berkata, "Baiklah."
***
Arzoo diam memandangi Shreya dan Sonu yang juga sama diamnya. Telepon tadi dari Sonu-yang memintanya datang ke taman dekat bioskop untuk membicarakan masalah mereka bertiga dengan Shreya.
Dia dan Sonu sudah menjelaskan pada Shreya soal perpisahan mereka 6 bulan lagi, dan Shreya belum berkomentar apa pun untuk hal itu.
Ketakutan Shreya bahkan sudah Arzoo pikirkan. Sonu yang playboy akut itu, bisa jatuh cinta meski hanya bertatapan 5 detik dengan seorang gadis. Apalagi dalam kasus ini? Enam bulan. Kalau mereka bersama terus, bisa dipastikan Sonu akan lupa siapa Shreya dan malah berpaling padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Impossible Love (COMPLETED)
RomanceS1: Pernikahan impian Arzoo kandas di depan mata tatkala Jai menghilang secara mendadak. Demi menyelamatkan harga diri sahabatnya yang ditinggal mempelai pria di pelaminan, Sonu-sahabat mereka-menawarkan diri menjadi pengantin pengganti. Arzoo yang...