[S1] - 18 | Rencana Kabur

60 7 331
                                    

Jai mengikuti ke mana Ayah Mahika itu membawanya sembari memasang senyum kecil. Ternyata benar apa yang Mahika duga.

Flashback-on

Mahika menangis sesenggukan sambil menyandar di sandaran ranjang ketika Jai masuk ke ruang rawatnya. Ayesha tadi menyuruh Jai kembali masuk, sementara dia dan Vijay keluar. Tidak tahu apa yang terjadi pada tiga orang tua dan anak itu, yang pasti, wajah mereka seolah mengatakan habis terjadi sesuatu.

"Kau bisa menangis juga rupanya. Kenapa?" tanya Jai.

Mahika menatap tajam Jai yang berdiri di sisinya. "Kau kira aku ini apa sampai tidak bisa menangis? Bodoh!"

"Baiklah. Maafkan aku. Jadi ... kau kenapa?"

Mahika mengusap air matanya. "Tidak penting aku kenapa. Sekarang katakan, kau mau bertemu Arzoo atau tidak?"

"Pertanyaan bodoh macam apa itu? Tentu saja aku mau," jawab Jai datar. "Jadi, tolong kau bilang pada ayah Hitler-mu itu untuk membebaskan Arzoo-ku. Kau tahu? Bosnya Arzoo sampai kesulitan cari pengacara karena semuanya takut pada ayahmu."

"Sudah!" seru Mahika cepat.

Jai mengerjap beberapa kali. "Sudah? Kau sudah bilang padanya untuk membebaskan Arzoo? Sungguh?" Pria itu terlihat tak percaya.

"Ya, aku juga ingin berterima kasih pada Arzoo."

Sekarang Jai ternganga. "Terima kasih? Untuk apa? Karena dia menggeprek kepalamu?"

Mahika hanya memasang wajah datar mendengar celotehan Jai. "Karena dengan aku sakit begini, Mom dan Dad bisa akur. Aku sakit begini kan karena Arzoo."

Jai geleng-geleng. "Baru pertama kali aku dengar, orang dipukul malah mau berterima kasih. Kau ini memang gila, Mahika."

"Sejak dulu. Sudahlah lupakan. Dengarkan rencanaku, ya? Nanti, kau pura-pura minta maaf pada Dad, kau mau mengikuti semua perintahnya, kau mau jadi anak buahnya, tapi dengan syarat kau minta Arzoo dibebaskan dan ingin bertemu dengannya. Oke?"

"Tapi permintaan ayahmu itu jelas aneh-aneh, Mahika," Jai tampak keberatan. Jika Mahika gila, maka Ayahnya lebih gila lagi.

"Ck, ada aku, kan? Aku berada di timmu, Jai. Ingat waktu itu aku bilang apa? Aku akan membantumu, aku akan menyatukanmu dengan Arzoo. Aku ini memang gila, tapi aku bukan pembohong," jelas Mahika. "Nanti setelah Dad mempertemukanmu dan Arzoo, kalian bisa kabur berdua. Jadi, perintah yang akan Dad beri, tidak perlu kau lakukan. Kau cukup kabur saja yang jauh. Mengerti?"

Jai garuk-garuk tak gatal kepalanya. "Bagaimana kalau Ayahmu menyuruh banyak anak buahnya mengawasi kami, sampai kami tidak bisa kabur?"

"Itu urusanku. Jika kalian tidak bisa kabur sekarang, maka bisa nanti-nanti. Aku janji, aku akan membantumu, Tuan Bodyguard." Mahika menjelaskan sejelas-jelasnya pada pria itu dengan raut yang sangat serius.

Jai tampak berpikir. "Sungguh?"

"Sekali lagi kau meragukanku, aku akan berubah pikiran."

Flashback-off

"Ambil ini,"

Jai terkesiap saat Ayah Mahika tiba-tiba menyodorkan sebuah surat padanya.

"Surat apa ini?" tanya Jai tak mengerti.

"Kau bisa baca sendiri."

Kening Jai mengerut ketika membaca kalimat demi kalimat yang tertera di situ. Tertulis, dirinya akan mengabdi sebagai bodyguard Mahika selama 2 tahun, tanpa boleh pulang sama sekali. Jika dia melanggar semua itu demi Arzoo, maka Arzoo yang akan dilenyapkan.

Our Impossible Love (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang