❃❃❃
MUSIK yang dimainkan pun menggema ke seluruh penjuru aula, mengiringi para penari yang bergerak gemulai untuk menghibur tamunya. Anggur seolah mengalir deras dari cawan-cawan mereka. Menenggelamkan orang-orang dalam kubangan kesenangan yang tak terbantahkan.
Leora yang duduk di atas klinai sembari meluruskan kakinya, menikmati perjamuan itu dari balik tirai tipis bersama para gadis. Senyum kecilnya kembali terbit saat memperhatikan Aetius yang sedang tampil di panggung. Dari kejauhan saja dia sudah berhasil menarik perhatiannya dengan permainannya yang cekatan, apalagi jika ia berada di dekatnya.
"Oh? Sepertinya aku pernah melihatnya," gumam Akalle.
"Siapa?" tanya balik Leora yang tidak terlalu mengindahkan sepupunya.
"Orang yang bermain kithara itu. Bukankah dia orang yang sempat mereka bicarakan waktu itu?" beritahu Akalle sambil menoleh sedikit kepada para gadis yang saling berbisik.
"Dia cukup tampan," bisik salah satunya.
"Benar sekali, mungkin dia bisa menyaingi Adonis atau Achilles?" timpal saudarinya yang lain.
"Aku rasa manusia biasa tidak akan serupawan itu, kecuali Dewi Aphrodite sendiri yang memberkatinya dengan keindahan."
Leora hanya memutar bola matanya malas. Seharusnya dia sudah bersiap diri untuk mendengar bisikan mereka. Namun, rasa jengkel itu semakin meningkat tatkala mengetahui kalau semua mata gadis itu sedang menatap ke arah yang sama.
"Jadi dia pemusik?" tanya Akalle.
"Dia seorang pemburu, namanya Aetius," koreksi Leora.
"Kau mengenalnya?" sergah Akalle yang membulatkan matanya.
Leora mengunyah manisannya dengan raut masam. "Dia tamuku."
Mendengar jawabannya, Akalle pun berdeham cukup keras sehingga para gadis itu menoleh padanya. "Wah, dia tamumu, Putri? Sepertinya aku harus mencari yang lain."
"Oh! Sepertinya pria di sudut sana boleh juga," tunjuk Akalle yang membuat para gadis itu ikut menatap ke arah Jonas.
"Bukankah dia Pangeran Athena?" bisik mereka yang sudah mengganti targetnya.
"Dia tampan juga," komentar yang lain sembari tertawa nakal.
"Semoga dia belum punya kekasih."
Leora hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menyesap cawan. Sedangkan Akalle yang melihat hasil perbuatannya pun masih terpingkal hingga suara mengi keluar dari paru-parunya. Dia kemudian beralih kepada Leora yang sedang menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat.
"Kenapa?" tanyanya seraya mendekatkan dirinya kepada Leora. "Kau diam-diam bertemu dengan pemburu itu, kan?"
Leora terbatuk-batuk karena tersedak oleh minumannya. "Apa maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEART OF PHOEBUS
Historical Fiction[Rated M | Romance Fantasi Mitologi] Thebes adalah tanah kelahirannya. Tidak ada hal lain yang Leora inginkan sebagai Putri Thebes, selain mengabdikan dirinya kepada dewa dan menjaga kesuciannya hingga pernikahan. Sayangnya, manusia tidak bisa meneb...