[Rated M | Romance Fantasi Mitologi]
Thebes adalah tanah kelahirannya. Tidak ada hal lain yang Leora inginkan sebagai Putri Thebes, selain mengabdikan dirinya kepada dewa dan menjaga kesuciannya hingga pernikahan. Sayangnya, manusia tidak bisa meneb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❃❃❃
EOS baru saja merentangkan jari lentiknya yang kemerah-merahan. Menyingkap malam dan membukakan gerbang langit agar Matahari dapat terbit di ufuk timur agar kehangatan sinarnya melangkupi tanah para Dewa. Sementara hari yang baru sudah siap menemani, Leora pun sudah sibuk memilah satu di antara belasan chiton yang akan dipakainya hari ini.
"Helota, bisakah kau membantuku?"
"Anda ingin memakai yang mana?" tanya Helota sambil mengambilkan beberapa pilihan warna untuknya.
Leora berpikir sejenak. Warna apa yang cocok untuknya hari ini? Mana yang akan dia sukai?
Setelah menimbang cukup lama, akhirnya ia memilih chiton merah muda lembut yang panjang hingga mata kaki. Terbuat dari kain linen halus yang jatuh, membingkai tubuhnya dengan anggun. Pakaian itu memiliki lengan panjang yang ramping, dihiasi bordiran emas tipis di bagian lehernya, memberi kesan halus tetapi tetap berkelas.
"Yang ini saja," katanya akhirnya.
Helota langsung membantunya berganti pakaian, mengikatkan ikat pinggang berornamen emas di bagian pinggangnya agar chiton itu lebih pas di tubuhnya. Setelah itu, ia memasangkan fibula kecil berbentuk daun di bahu Leora sebagai pengikat. Selesai dengan pakaiannya, Helota mulai mengepang rambutnya, menyisirnya dengan lembut sebelum membentuk kepangan melingkar yang dihiasi dengan jepit rambut kecil berbentuk bunga iris dari perunggu. Kemudian, ia memakaikan anting-anting perak berbentuk tetesan air dan sebuah kalung tipis berhias batu kecubung ungu pucat yang bersinar halus di bawah cahaya pagi.
"Anda mau ke mana pagi-pagi sekali?" tanya Helota.
Matahari belum meninggi dan ayam baru berhenti berkokok sekitar tiga jam yang lalu. Ia penasaran ke mana tuan putrinya itu akan pergi sepagi ini.
"Aku ingin jalan-jalan," ungkapnya dengan senyum kecil.
"Dengan siapa?" tanya Helota berjaga-jaga.
"Seorang kenalan," jawabnya seraya membalikkan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan dayang yang masih memandanginya dengan penuh tanda tanya. "Aku akan pergi bersama Tuan Aetius," bisiknya.
"Bagaimana kalau ada yang bertanya tentang kepergian Anda?"
"Katakan saja aku sedang mengantar tamu berkeliling Cadmea," jawab Leora sembari mengambil pot kecil berisi pemerah pipi dan menyapukannya dengan ujung jari.
"Baik, Putri." Dayang itu tidak bisa berkomentar lagi selain menuruti perintahnya. Ia harus memutar otaknya untuk memberikan alasan yang meyakinkan jika ada yang bertanya lebih lanjut mengenai keberadaan tuan putrinya.
Setelah selesai memoleskan pemerah bibir berwarna mawar, Leora mengambil himation tipis berwarna ungu plum dan melilitkannya di bahunya sebagai jubah bepergian. Dengan langkah ringan, ia melangkah keluar dari kediamannya, menuju tempat perjanjian mereka.