❃❃❃
MATAHARI tak terasa sudah tergelincir di ufuk barat. Menyebarkan semburat jingganya ke langit senja. Kemarin dia dan Aetius sudah mengelilingi Cadmea seharian hingga lelah. Meraki sebuah ingatan yang rasanya ingin sekali ia ulangi berpuluh-puluh kali lagi.
Malam ini, lampu-lampu minyak sudah kembali menerangi ruang makan mereka. Meja oak panjang yang berlapiskan telapak kulit itu dipenuhi oleh berbagai hidangan hangat. Tercium menggugah selera ketika aroma sedapnya menguar ke seluruh ruangan.
Leora yang duduk di kursinya sedang mengunyah sebutir anggur dengan perlahan. Pikirannya kembali berkelana ke suatu tempat, apakah dia benar-benar akan melihat Daphnephoria bersama Aetius? Kenapa detak jantungnya belum kunjung melambat sejak memikirkan hal itu? Apa dia perlu memeriksakan diri kepada tabib sehabis ini?
"Leora," panggil Arsen yang membuatnya terkesiap.
"Ya?" tolehnya dengan raut bingung.
"Apa yang kau lamunkan?"
"Tidak ada," deham Leora seraya mengambil sepotong roti. "Aku hanya memikirkan hadiah yang akan aku berikan kepada utusan Athena besok lusa," alibinya.
"Kau mengingatkanku untuk menyiapkan hadiah tambahan," desah Arsen.
"Bukankah biasanya memang begitu? Untuk Calista dan suaminya?"
"Bukan hanya untuk mereka, tapi untuk adiknya Theron juga."
Alis Leora terangkat. "Dia akan ikut ke Thebes?"
Arsen mengangguk lalu memperhatikan adiknya sebentar. "Tapi ke mana saja kau seharian kemarin?"
Makan Leora langsung terhenti. Roti yang ia telan itu seolah terganjal di tenggorokan. Dia pun buru-buru meneguk segelas air untuk melegakannya. Setelah berhasil menelannya, dia pun menjawab lirih.
"Hanya berkeliling Cadmea."
"Benarkah? Pergi ke mana saja? Dan dengan siapa? Helota bilang kau pergi dengan seseorang, tapi aku tidak kenal dengan orang yang dia maksud," berondong Arsen dengan banyak pertanyaan sekaligus.
"Aku sedang mengantar seorang tamu ...," jawab Leora yang menjeda kalimatnya cukup lama karena sedikit ragu untuk menjawab semua pertanyaan kakaknya, "namanya Tuan Aetius. Dia seorang pemburu dari Kyklades."
"Dari Kyklades?" Tanda tanya itu tercetak semakin besar di wajah Arsen.
"Dia jauh-jauh datang ke Thebes untuk melihat Daphnephoria, jadi aku menawarinya tempat singgah di istana," ungkap Leora sembari melanjutkan santapannya, berharap kalau Arsen tidak akan bertanya yang aneh-aneh padanya.
"Apa kalian saling kenal, atau dia hanya sebatas tamu saja?" selisik Arsen dengan mata elangnya.
"Bisa dibilang kenal," cicit Leora.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEART OF PHOEBUS
Ficción histórica[Rated M | Romance Fantasi Mitologi] Thebes adalah tanah kelahirannya. Tidak ada hal lain yang Leora inginkan sebagai Putri Thebes, selain mengabdikan dirinya kepada dewa dan menjaga kesuciannya hingga pernikahan. Sayangnya, manusia tidak bisa meneb...