15 tahun kemudian..
"Akhirnya ya, kita bisa ke sini lagi setelah belasan tahun tidak ke danau ini." ujar Lia
"Iya, Alhamdulillah. Kita bisa kesini lagi," balas Dira
"Dan danaunya masih sama seperti lima belas tahun yang lalu." ucap Nadin dengan senyum hangat nya.
"Nadin juga gak nyangka kalau kita sampai sekarang masih bersama. Ingat ya pesan Nadin sampai kapan pun triple N akan selalu bersama sampai Jannah." Nadin memeluk kedua sahabat nya.
"Aaaa Adinn!! Dira terharu lho ini"
"Lia juga tarharu lho ini.." balas Nathalia tak mau kalah.
𝐭𝐫𝐢𝐩𝐥𝐞 𝐍
Saat ini para triple N sedang dalam perjalanan menuju Jakarta, mereka seharusnya menginap di desa yang penuh kenangan itu. Apalah daya mereka yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka masing-masing. Nadin yang menjadi dokter spesialis bedah, Nadira yang menjadi guru sekolah menengah pertama (SMP) dan Nathalia yang menjadi seorang perempuan pendakwah atau kata lainnya ustadzah.
"Huaa!! Seharusnya kita menginep di sana." rengek Nadin
"Sabar Adin.. Kapan-kapan kita main lagi kesana yah." ujar Dira menengkan
"Iyaa Adin, bener kata Dira kapan-kapan kan kita bisa ke sana lagi."
"T-tapi Adin masih pingin di sana"
"Ya sudah, akhir tahun ini kita bertiga ambil cuti dua Minggu aja gimana? biar bisa jalan-jalan dan refreshing biar kita enggak jenuh." usul Dira
"Boleh, boleh" balas Nadin dan Nathalia dengan antusias nya.
Tanpa disadari mereka telah memasuki perkarangan rumah triple N
"Lho, sudah sampee aja." ujar Lia
"Lho iya juga, kok sudah sampai aja sih" gerutu Nadin
"Hei kalian berdua! ayo cepetan turun." omel Nadira pada kedua sahabat nya.
Mereka bertiga pun turun dari taksi. Mereka sengaja tidak membawa kendaraan pribadi alasan nya sangat sederhana, mereka hanya ingin mempunyai banyak waktu untuk bertiga, kalau mereka membawa kendaraan otomatis yang satu fokus menyetir dan yang dua nya tiduran.
Saat ini Nadin sedang berada di depan pintu rumah nya, dan Nadin pun memencet bel. Dan yang keluar adalah Yuda Abang nya Nadin.
"Huaa Abang!!! Adin kangen!!" ujar Nadin sambil memeluk sang kakak.
"Lebay banget sih, Adek Abang" balas nya sambil mencubit pelan hidung adik nya.
"Ish Abang! Jangan di pencet hidung Adin, nanti merah" ujar nya cemberut.
Yuda yang melihat tingkah menggemaskan Nadin langsung mencubit pipi chubby milik Nadin.
"Aaa Abang! Tadi hidung, pipi." ujarnya dengan merengek rengek
"Utututu cup-cup, abang minta maaf ya. Jangan cemberut gitu dong, masa Bu dokter mudah ngambek sih."
"Abang ih!"
"Iya, iya enggak lagi dek."
"Oh ya Bang, Bunda sama Papa mana? tanya nya yang sedari tadi tidak melihat kedua orang tua nya.
"Oh Bunda, lagi masak di dapur. Tapi kalau Papa lagi ke luar negeri."
"Ngapain Papa keluar negeri, Bang?" tanya Nadin heran
"Kata Papa, tadi mau ngurus tentang kamu, Dek."
"Hah?! tentang Adin? Emang Adin kenapa? Kok mau di urus segala." balas nya yang masih binggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple To Jannah {Terbit}
Random‼️ Kisah ini hasil pemikiran author. HAPPY READING!🐣🐰🐼