RUN TO YOU (SHOWKI)

99 9 0
                                    

"ARHH!!!"

Bunyi erangan kesakitan menggema di penjuru gedung stadium olah raga lengkap dengan tubuh Hyunwoo yang baru saja terjatuh di lantai karena kakinya tak sanggup menahan laju larinya dalam sesi latihan hari itu. Beberapa rekan tim pelari estafet termasuk pelatihnya segera datang mendekati Hyunwoo yang kini tengah mengerang sambil memegangi lututnya.

"Hyunwoo! Hyunwoo? Ya! Hyunwoo"

Tak ada jawaban selain erangan sakit karena sensasi ngilu jahat yang membuat Hyunwoo segera tak bisa mengendalikan dirinya lagi. Gelap.

"Patellofemoral pain syndrome atau PFPS. Keluhan ini sering dijumpai pada sendi lutut baik pada atlet... Dia pasti sudah merasakan gejalanya paling tidak sebulan untuk bisa sampai di fase ini."

Samar suara dua orang bercakap bisa Hyunwoo dengar saat matanya mulai membuka perlahan. Retinanya berusaha menangkap cahaya terang dan kelambu putih di sekitarnya lengkap dengan bau khas desinfektan rumah sakit, tempat yang Hyunwoo benci. Ia menengok ke arah sumber suara, dimana ada siluet dua orang dibalik tirai yang memisahkan mereka.

"Hyunwoo tadi pasti sudah mengalami rasa nyeri yang luar biasa di bagian bawah atau sekitar patella, atau bagian tulang kecil yang terletak sebelum sendi lutut—"

"Araseo! Aku tahu nama bagian-bagian itu. Yang aku perlu tahu, Hyunwoo sekarang bagaimana??!!"

Hyunwoo tersenyum tipis karena suara gertakan barusan adalah suara Wonho, pelatihnya, yang mengobrol dengan dokter yang baru saja menanganinya.

"Hah... Karena aku tahu Hyunwoo adalah Atletmu, aku sudah melakukan X-Ray, CT-Scan dan MRI."

"Jadi intinya apa?!"

Dokter lagi-lagi terdengar menghela nafas, mungkin risih karena Wonho nampak tak sabaran.

"Pada kasus Hyunwoo, ia harus mengurangi beban pada sendi patellofemoral dan jaringan sekitarnya. Itu adalah langkah awal yang cukup efektif untuk mengurangi nyerinya. Tapi pada fase ini, Hyunwoo sebaiknya melakukan RICE—"

"RICE?" Rice?

"Rest, Ice, Compression dan Elevation dan menghindari HARM, Heat, Alcohol, Running dan Massage." No Way.

"Hah?"

Hyunwoo yang ikut mendengar mengepalkan buku-buku jarinya sambil merapal mantra khas denial. Tak terima jika ia tidak bisa berlari lagi.

"Hyunwoo harus mengikuti terapi konservatif, Wonho."

"Berapa lama?"

"4 sampai 6 bulan. Tapi jika dalam rentang itu tidak membuahkan hasil membaik maka aku akan merujuk untuk bedah ortopedi."

"4-6 bulan?" Suara Wonho mulai terdengar tidak percaya diri dan Hyunwoo membencinya.

"Eoh. Wae?"

"Minggu depan Hyunwoo ada pertandingan..." Lirih Wonho berucap.

"Tidak bisa. Dia tidak boleh ikut, atau cideranya tambah parah, dan Hyunwoo kehilangan segalanya."

"Dia masih bisa berlari, kan?"

Helaan nafas terdengar lagi, dan makin membuat Hyunwoo mau tak mau gusar, tapi ingin tahu juga jawabannya.

"Ikuti prosedurnya. Maka harusnya semua membaik. Tubuh manusia juga perlu istirahat."

Final perkataan klasik dokter yang membuat Hyunwoo memejamkan matanya. Kabar yang tak sengaja ia dengan tentu memukul harga dirinya. Dunianya seperti runtuh tepat di depan matanya. Terlebih pelari seperti dirinya, kekuatan lutut adalah harta terpenting, dan sekarang, ia bahkan tak bisa mengendalikan lututnya sendiri.

GOOD MORNING (MONSTA X ONESHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang