Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu hari sebelum Natal, salju mulai menebal membuat jalanan hampir sepenuhnya putih. Mesin-mesin pembersih salju juga tidak jarang berlalu-lalang membersihkan jalanan untuk meminimalisir kecelakaan akibat jalan yang licin. Lagu-lagu dan instrumen Natal mulai terdengar di pusat-pusat perbelanjaan lengkap dengan ornamen khas Natal di berbagai sudut, membuat suasanya akhir tahun selalu berbeda dari hari-hari lain.
Biasanya, saat seperti ini orang-orang cenderung akan mulai berbelanja kebutuhan mereka untuk persediaan akhir tahun. Begitu juga dengan dua roommates yang tidak melewatkan hal itu.
Minhyuk dan Hyungwon. Dua orang yang sudah mengenal dan bersama hampir diseparuh kehidupan mereka, juga menjadi bagian dari orang-orang yang memborong keperluan logistik untuk akhir tahun. Mereka tadi sepakat untuk berbelanja bersama selepas bekerja hari ini karena ini adalah hari terakhir mereka bekerja, sebelum akhirnya mendapat jatah libur panjang sampai tahun baru nanti.
Seperti Natal sebelumnya, keduanya jarang dan hampir tidak pernah pulang ke rumah orang tua masing-masing. Selain karena tidak merayakan Natal sebagai sebuah kepercayaan, orang tua Hyungwon selalu mempunyai pekerjaan ke luar negeri setiap akhir tahun, jadi percuma juga pulang tapi tidak menemui siapa pun, bukan? Sementara Minhyuk, ia sudah sering pulang ke rumah selain hari Natal karena rumah orang tuanya tidak jauh seperti Hyungwon, jadi ia lebih sering menemani Hyungwon yang hampir selalu sendirian di akhir tahun.
Sepulang dari memborong keperluan mereka sampai hampir membeku karena udara dingin di luar, mereka bergegas membersihkan tubuh mereka dan berganti baju hangat untuk menghabiskan malam, menonton film di ruang tengah kondo mereka, seperti usulan Minhyuk.
Minhyuk yang lebih dulu selesai mandi, keluar dari kamarnya dengan membawa beberapa selimut tebal dan kasur lantai tipis miliknya. Ia sangat sibuk mondar-mandir menata beberapa barang yang ia keluarkan dari kamarnya dan menatanya sedemikian rupa, hingga dirasa baginya cukup membawa kesan nyaman. Minhyuk terlihat seperti burung yang sedang membangun sarang, sekarang.
"Hmm..."gumamnya melihat hasil karyanya.
Dirasa kurang, Minhyuk bergerak masuk ke kamar Hyungwon begitu saja, tanpa mengetuk, karena sudah terbiasa juga. Sambutan suara gemericik air dari kamar mandi di dalam kamar Hyungwon menandakan Hyungwon masih menikmati waktunya di bawah guyuran air hangat. Minhyuk tersenyum dan beringsut ke tempat tidur Hyungwon. Diambilnya semua bantal, selimut dan plushie kesayangan Hyungwon dalam rengkuhan kedua tangannya.
"Won! Gue keluarin bantal-bantal lo, ya... Iya, Minhyuk... ambil aja," ujar Minhyuk bermain peran seolah Hyungwon tengah menjawabnya.
Tapi pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka membuat Minhyuk yang sudah hampir keluar dari pintu kamar Hyungwon, menoleh dan melihat kepala Hyungwon sudah menyembul dengan rambut basahnya dan sisa busa sampo di kepalanya.
"Apa?" tanya Hyungwon.
Minhyuk mengangkat beberapa bantal Hyungwon yang ia bawa.