Hi, Readers...
FOLLOW, VOTE, n' COMMENT yaaa😘
Enjoy Reading...ALEX PAMUNGKAS MEIER menyandarkan tubuh besarnya ke kursi kulit singgasananya dengan tidak nyaman. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya, setiap kali gadis itu berada di sekitarnya, dengan kurang ajarnya juniornya membesar dan berkedut-kedut hingga celana bahannya menjadi semakin sempit.
Rasanya baru beberapa detik yang lalu dia masih si workaholic yang selalu menenggelamkan diri dalam tumpukan pekerjaan, si pemikir yang bangga duduk di singgasananya dan menghabiskan waktunya berjam-jam di kursi yang secara turun temurun telah di wariskan pada "dia yang terpilih" dari garis keturunan langsung MEIER sebagai owner sekaligus CEO perusahaan eksportir mebel yang bernilai jutaan dollar. Tapi kini, dalam sekejap saja, ketika aura gadis kecil itu memasuki atmosfir maskulinnya, Alex langsung kehilangan seluruh konsentrasinya.
Alex mendengus kesal saat matanya tanpa kompromi parkir di bagian-bagian sensual gadis itu. Dia mengusap wajahnya dengan gusar sambil menghempaskan tubuhnya ke kursi kebesarannya.
Kursi yang selama tiga generasi telah menjadi saksi sejarah perjuangan klan MEIER dalam menaklukkan tanah perantauan, tanah yang semula asing menjadi tanah kesuksesan besar bagi klan-nya. Kursi itu tidak saja melambangkan kekuasaannya sebagai owner dari perusahaan yang diwarisinya, yang berkat kegigihan dan kerja kerasnya telah berkembang menjadi perusahaan raksasa multibisnis ber-assets milyaran dollar, tapi lebih dari semuanya, kursi itu dibuat oleh tangan kakek buyutnya sendiri. THE FOUNDER.
Sehingga, sebagaimana para pendahulunya, yang telah duduk berjam-jam di kursi itu sembari membaca neraca laporan keuangan dan menentukan strategi bisnis yang mumpuni, ia pun melakukan tradisi yang sama bahkan menjadikannya tempat favorit mencari ilham.
Tumbuh besar dikeluarga pengusaha dengan latar belakang sebagai imigran, telah membuat Alex tertempa menjadi pribadi yang keras, penuh perhitungan dan sedikit licik. Dia dengan senang hati akan menindas siapa pun yang berani mencuranginya apalagi menghalangi jalannya. Wajah tampan dan tubuh yang melelehkan kaum hawa hanyalah penampakan lahiriah yang menipu. Tidak ada lagi cinta di dalam raga itu. Karena sejak kematian adiknya yang tragis, dia sudah kehilangan hati manusianya. Yang tersisa hanyalah dendam dan keinginan besar untuk membalas kematian sang adik.
Alex sekali lagi menggeliat gelisah di kursinya. Tidak ada ruang kosong lagi di celana mahalnya. celananya sangat sempit dan tidak nyaman. Otaknya benar-benar telah tumpul sekarang. Dan pelakunya dengan tanpa dosa sedang memamerkan senyum manisnya sembari meletakkan sepiring cemilan ke meja-meja staff Alex.
Dari balik dinding kaca transparan setebal delapan mili, sepasang mata elang Alex mengawasi dengan intens gadis berpenampilan sederhana dengan wajah sedikit pucat tanpa polesan make up dan rambut di cepol unik itu. Gadis itu bahkan belum menyapanya. Seperti biasa, dia terlihat cuek pada Alex dan akan bicara formal seperlunya jika terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE LOVER (TAMAT)
RomanceWARNING! 21+ [konten dewasa] ALEX PAMUNGKAS MEIER menyandarkan tubuh besarnya ke kursi kulit singgasananya dengan tidak nyaman. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya, setiap kali gadis itu berada di sekitarnya, dengan kurang ajar juniornya membes...