35. Keegoisan dan munculnya Reza

446 63 9
                                    


Egois adalah awal dari kehancuran.
Apa itu benar?



  "Ilham trauma kan? Itu semua karena siapa? Karena siapa awalnya?"

  "Lo tau apa yg terjadi sama dia sebelum dibawa kerumah sakit ini? Gatau kan? Jadi gua rasa, gua ga perlu jawab pertanyaan lo"

  "Buang-buang waktu aja" ucap Zidan malas, Ia pun meninggalkan Alwi yg terdiam ditempatnya.

  "Coba lo cari tau tentang adek lo, pasti lo bakal nyesal, Alwi" ucap Zidan yg sempat berhenti setelah 3 langkah melangkah tadi, Zidan pun kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Alwi.

  "Kemarin nyebelin, tapi sekarang bikin overthinking" monolog Alwi menatap kepergian Zidan.

•••

  Alwi kembali keruangan Ilham, Ia duduk pada kursi yg tersedia disana. Ia menatap Ilham yg terlihat lelap tertidur karena pengaruh obat penenang.

  "Memangnya apa yg terjadi sama lo? Gua egois? Iya gua tau kalau gua itu egois. Tapi itu karena gua ga pernah dapat apa yg lo dapat ham" ucap Alwi.

  "Cari tau? cari tau tentang apa emang? gua udah tau gimana hidup lo, ketauan dari sikap orang-orang ke gua selama ini" ucapnya lagi.

  Alwi sibuk melamun hingga tak sadar jika Ilham mulai membuka matanya kembali. Alwi terkejut dikala Ilham langsung mendudukkan dirinya kembali dan menjauh darinya dengan tubuh yg bergetar.

  Alwi menghela nafasnya, "Lo aman sekarang ham" ucap Alwi menatap teduh Ilham.

  Ilham menggeleng keras, "Apa yg mau kamu lakuin lagi? Kalau kamu mau siksa Ilham, mending bunuh Ilham aja sekalian" ucap Ilham yg ketakutan.

  Alwi bangkit dan memegang pundak Ilham. Ia menatap serius adiknya, "Lo liat dong, lo ada dimana sekarang" ucap Alwi yg mulai lelah.

  "Ini pasti siasat kamu kan?, pergi! Pergi!!" histeris Ilham.

  Alwi yg tidak memiliki jalan keluarpun terpaksa menampar pipi kanan Ilham dengan kekuatan yg sedikit besar.

  "Sadar ham, sadarr!" ucap Alwi geram.

  Ilham yg menengok ke kanan, mengalihkan pandangannya menatap Alwi. Beberapa detik kemudian, Ilham membelalakkan matanya.

  "Ka-kak Alwi?" ucap Ilham tak percaya.

  Alwi menghela nafas lega, lalu mengelus lembut pipi Ilham yg tadi ditamparnya. "Iya, ini gua. Maaf tadi gua nampar lo, gua ga ada pilihan lain" ucap Alwi merasa bersalah.

  Ilham menatap Alwi dengan mata yg sudah berair, lalu Ia segera memeluk Alwi dengan erat yg membuat Alwi terkejut.

  "Hiks... kak Alwi kemana aja? hiks... semua nyariin kak Alwi tau hiks... semua kangen sama kakak hiks..." isak Ilham dalam pelukan Alwi.

  Alwi mengelus rambut Ilham dengan lembut, namun tatapannya menatap dingin ke depan. 'Apa lo bilang? Semua nyariin gua? Ga salah lo? Dan apa lo bilang lagi? Semua kangen sama gua? Semua aja ga peduli sama gua ham' batin Alwi.

  "Kak, ayok pulang. Ilham mau takut, Ilham mau ketemu sama mamah sama papah kak. Ilham mau dipeluk mamah" ucap Ilham.

  Alwi terdiam, 'Pulang? Lo ga boleh pulang ham' batin Alwi yg mulai egois lagi.

  "Jangan sekarang ham. Lo masih dalam masa pemulihan, lo harus sembuh dulu baru bisa pulang" ucap Alwi.

  "Ilham udah gapapa kak, Ilham takut disini. Ilham.. Ilham mau pulang kak. Ayok kita pulang, biar kita bisa kumpul satu keluarga kak" ucap Ilham yg membuat Alwi menghela nafas lelah.

Hati Yang Retak || Alwi Assegaf [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang