3. Pembully bertingkah

583 80 1
                                    

 
Udah salah, bertingkah lagi. Kenapa terkadang seseorang tak pernah berpikir matang sebelum melakukan sesuatu?



Malam tiba. Ilham pergi menuju ruang makan untuk makan malam, namun disana Ia melihat hanya ada sang ayah yg sedang sibuk dengan ponselnya.

Namun Ia tetap berjalan menuju meja makan itu dan duduk di serong kiri David, namun Ia tak sengaja bertatapan dengan David, Ia merasa sang ayah menatapnya seakan-akan Ia adalah mangsa yg harus segera dibunuh.

'tatapan itu lagi' batin Ilham pilu.

"Ehh... anak ganteng mamah yang satu udh dateng.... satu lagi mana nihhh" ucap Olivia yg datang dengan membawa sepiring timun.

Baru saja Ilham ingin bicara namun ternyata Gilang sudah dateng terlebih dahulu.

"Eh... ini dia anak bontot ganteng mamah" goda Olivia dengan senyum jahilnya.

"Apasih mah.." ucap Gilang merasa malu.

"Ngomong-ngomong gimana ekskulnya tadi Gilang?" tanya David penasaran.

"Lancar pah, Gilang udh mulai belajar dasar-dasarnya" jawab Gilang.

"Oohhh, belajar aja pelan-pelan nnti juga bisa jadi hebat, ya kan?" tanya David sembari tersenyum.

"Haha.... iya dong pah" ucap Gilang girang.

"Udah, udah. Sekarang kita makan" ucap Olivia.

•••

Setelah selesai makan malam, semua sudah menuju kamar namun tidak dengan Olivia. Ia tadi pergi ke toilet dulu dan saat ingin kembali menuju kamarnya, ia berhenti didepan pintu kamar milik Ilham.

Ya. Kamar Ilham dan Gilang terpisah, namun kamar mereka saling bersebrangan. Olivia pun membuka pintu kamar itu dan menghampiri Ilham yg ternyata sudah tertidur. Olivia tersenyum sendu, ia mengelus kepala Ilham.

"Ilham sayang... jangan sedih ya karena papah gk pernah merhatiin Ilham. Papah begitu mungkin karena papah banyak kerjaan dikantornya sayang" lirih Olivia dengan nada berbisik.

"Mamah disini selalu ada buat Ilham. Jadi Ilham jangan pernah ngerasa kalau Ilham itu gk pernah disayang yaa" lirih Olivia kembali.

Ia mendekatkan jaraknya dengan Ilham, lalu membungkuk dan mengecup kening Ilham.

"Malam sayang. Tidur yg nyenyak dan mimpi indah" bisik Olivia lalu pergi meninggalkan Ilham.

Setelah Olivia benar-benar sudah keluar dan pergi, Ilham membuka matanya. Sebenarnya Ia belum tidur, tadinya Ia hanya ingin memejamkan mata saja namun Ia tidak tau jika ibunya akan datang.

Ia menatap kosong kedepan, entah apa yg sedang dipikirkan. Ia tak tau apa kesalahannya dan dimana letak kesalahan itu. Fisiknya mungkin kuat tapi tidak dengan hatinya. Hatinya seperti retak, yg selalu sakit dan sulit untuk kembali seperti semula. Iapun menutup matanya kembali dan memilih untuk tidur.

•••

Keesokan paginya hanya terlihat Olivia, Ilham dan Gilang saja yg sedang sarapan. David sudah pamit untuk berangkat lebih awal pada sang istri.

"Papah udh berangkat mah?" Gilang yg menatap kursi kosong yg biasa di duduki David pun bertanya.

"Iya sayang. Katanya papah ada meeting hari ini jadi berangkat lebih pagi" jawab Olivia.

"Oohh, gitu mah. Yaudah" ucap Gilang.

"Yaudah ayok pada makan, biar pada berangkat" ucap Olivia yg diangguki Ilham dan Gilang.

Hati Yang Retak || Alwi Assegaf [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang