20. Rahasia besar, terbongkar!

414 80 10
                                    


Pepatah itu memang benar nyatanya.
Bangkai yg tersembunyi, akan tercium juga baunya.
Dan sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan terjatuh juga.




 
  "Bunuh aku Reza, karena aku juga udh bosen hidup" lirih Ilham menutup matanya, sedangkan Reza melepaskan cekikannya dan menatap Ilham tak percaya.

  Brakk!!!

  "Sialan Lo semua!!" emosi Zidan yg mendobrak pintu, Ia pun berlari menuju Reza memukul Reza dengan brutal.

  Davin yg ingin membantu Reza justru ikut menjadi korban amukan Zidan. Yg membuat Reza dan Davin yg belum siap berkelahi menjadi babak belur.

  Ia pun menatap tajam Raisa dan Ajeng. Ia menghampiri kedua perempuan itu dan mencengkeram tangan sebelah kanan Raisa dan Ajeng.

  "Akhh, sakitt" ringis Ajeng dan Raisa.

  Plakk
  Plakk

  Zidan melepaskan cengkeramannya dan menampar pipi kiri Raisa dan Ajeng.

  "Gua ga peduli kalau lo berdua perempuan. Karna bagi gua, siapa yg salah harus kena hukuman. Dan itu hukuman gua buat lo berdua. Ingat! Itu belum seberapa!" Emosi Zidan.

  "Dan buat lo Ajeng. Manusia busuk kayak lo ga seharusnya ada dihidup Ilham. Harusnya waktu itu Ilham ga maafin lo" emosi Zidan.

  Zidan pun menghampiri Ilham yg sudah tergeletak didekat dinding. Ia menepuk-nepuk pelan pipi Ilham.

  "Ham" panggil Zidan namun tak ada sautan.

  "Ham! Lo denger gua kan?" teriak Zidan namun tetap tidak ada sautan.

  "Ilham!!!" teriak Zidan, Ia dapat melihat dada Ilham yg naik turun dengan cepat. Sepertinya Ilham sesak nafas! Ia pun menggendong Ilham pada punggungnya dan membawanya menuju UKS untuk pertolongan pertama..

  Saat pulang sekolah banyak siswa/i yg mengikuti ekskul. Jadi pasti masih ada penjaga kesehatan untuk jaga-jaga jika ada yg mengeluh sakit saat ekskul.

•••

  Hampir 15 menit Ilham belum sadar, apa Ia harus membawa Ilham kerumah sakit? Ia takut terjadi sesuatu yg buruk pada Ilham.

  "Ilham, kk antar kerumah sakit aja ya" ucap Zidan pada Ilham yg masih setia menutup mata.

  Namun, saat Zidan baru saja bangkit. Ilham membuka matanya yg membuat Zidan sedikit lega.

  "Ilham, mana yg sakit? Bilang sama kk" ucap Zidan panik.

  Ilham mengerutkan keningnya, "Kk?" tanya Ilham pelan, tenaganya masih belum pulih.

  "Ahh, maksudnya bilang sama gua Ham" ucap Zidan tertawa hambar.

  'Sial! Gua keceplosan, semoga Ilham ga memperpanjang deh' batin Zidan.

  "Ga ada yg sakit Dan. Cuma masih lemes aja" ucap Ilham yg membuat Zidan menghela nafas lega.

  "Perlu kerumah sakit ga?" tanya Zidan, namun Ilham menggeleng.

•••

  Ilham sudah sampai dirumahnya. Ia diantar oleh Zidan yg membawa motor. Ia tersenyum melihat kekhawatiran Zidan tadi, Ia seperti sangat disayang oleh Zidan. Sama seperti Kakak yg sayang pada adiknya.

  Ia pun berjalan menuju kamarnya lalu mengganti pakaiannya dan duduk pada kursi meja balajarnya. Ia menatap foto yg berisi 4 orang dengan senyum yg bahagia.

  Foto itu, adalah foto saat dirinya masih berusia 5 tahun. Dimana Ia yg dipangku oleh ibunya dan Gilang yg dipangku oleh ayahnya. Terlihat bahagia, namun tak ada yg tau bagaimana hatinya.

  "Rahasia papah sama mamah harus segera terbongkar. Kalau papah sama mamah ga mau ngasih tau Ilham, terpaksa Ilham yg harus cari tau" ucap Ilham menatap teguh foto itu.

  Ia pun pergi dari kamarnya menuju ruang kerja David. Ya, kuncinya adalah ruang kerja David. Dimana semua dokumen atau berkas-berkas yg menyangkut tentang dirinya serta keluarganya.

  Ia memasuki ruangan itu, membuka laci pada sebuah lemari yg pernah Ia buka. Buku nikah, itu yg pernah ia temukan. Ia pun mencari dokumen lainnya pada lemari kecil dimeja kerja David.

  Dan disana, Ia menemukan sebuah foto yg berisi 2 orang. Yg satu adalah ayahnya, namun ia bingung, siapa wanita yg berada bersama ayahnya difoto itu? Atau... namun setelah dilihat lagi, ternyata itu foto David dan tantenya, Angelina.

  "Sudah kuduga kamu pasti bakal masuk ruangan saya lagi" ucap David yg mengejutkan Ilham.

  "Pa-papah?" ucap Ilham terkejut.

  "Kamu mau apa lagi diruangan saya hah?! Ga sopan banget masuk ruangan orang sembarangan!" emosi David.

"Ini rumah papah dan ini ruangan papah. Apa ga boleh aku yg statusnya adalah anak papah masuk keruangan papahnya sendiri?" tanya Ilham sendu.

  David menarik Ilham pergi keluar ruangannya. Dan menghempaskan genggamannya dari Ilham.

  "Jangan pernah kamu masuk keruangan saya!" emosi David.

  "Kenapa pah? Ilham cuma mau tau apa yg disembunyiin papah sama mamah selama ini!! Aku mau tau kenapa papah selalu bersikap ga suka sama Ilham! Aku mau tau apa salah Ilham selama ini! Aku mau tau dimana letak kesalahan Ilham selama ini pah! Aku mau tau pah, aku cape hidup begini terus pah!!" teriak Ilham yg mulai menangis.

  "Kamu-

  "Kenapa pah? Apa papah masih mau bilang kalau Ilham ga perlu tau apa salah Ilham dan dimana letak kesalahan Ilham? Apa papah masih mau bilang yg perlu aku tau itu, cuma aku salah, salah, dan salah! Itu pah?!" emosi Ilham, Ia sudah kehabisan kesabarannya.

  "Kamu itu pembawa sial! Itu salah kamu!" ucap David yg membuat Ilham terdiam.

  "Kamu yg udh bikin saya kehilangan anak sulung saya yg tak lain adalah kembaran kamu! Alwi! Ardiansyah Alwi Alexander! Karna kamu yg penyakitan dulu, saya kehilangan dia Ilham!!" teriak David yg membuat Ilham menatapnya tak percaya.

  "Saat itu kamu dirawat dan kondisi kamu kritis! Jadi saya harus ngeliat kondisi kamu dan meninggalkan Alwi sendiri diruang bayi! Tapi, karna saya mau liat kondisi kamu Alwi justru diculik!!! Harusnya saat itu saya ga usah liat kamu! Harusnya saat itu saya ga ninggalin Alwi! Biarin aja kamu mati! Karna kamu cuma bayi penyakitan!!!" teriak David lagi, sedangkan Ilham menatap kosong David.

  "Lalu, kamu yg membuat saya harus kehilangan istri saya! Angel! Angelina! Kamu yg membuat saya kehilangan istri pertama saya Ilham!!" Teriak David.

  "Kamu udah buat saya kehilangan anak yg saya banggakan yaitu Alwi. Lalu kamu lagi-lagi buat saya kehilangan istri yg saya cintai yaitu Angel!! Kamu anak pembawa sial!!" teriak David, Ia menangis. Dan Ilham baru pertama kali melihat ayahnya menangis.

  Dan ayahnya menangis karna dirinya. Karna dirinya yg tak berguna, karna dirinya yg memang seharusnya tak terlahir. Benar yg dibilang ayahnya, Ia adalah anak yg menyusahkan. Dan benar yg dibilang oleh Reza bahwa Ia adalah anak pembawa sial. Baik bagi keluarganya dan teman-temannya terutama David yg adalah korban utamanya.

  "Papah tau? Ilham juga cape hidup begini selama ini pah. Mulai dari kebencian papah, kebencian temen-temen, kasih sayang palsu mamah bahkan kebencian Gilang pah" lirih Ilham yg menangis.

  "Papah boleh bunuh Ilham. Karna Ilham juga udah cape hidup pah"




Bersambung...
Typo bertebaran, jangan lupa vote dan komen setelah baca🤗
Follow juga akun aku, supaya aku makin semangat buat ngetik dan publishnya❤

Hati Yang Retak || Alwi Assegaf [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang