023: nano nano

110K 9K 85
                                    

Kerasa gasih kalian ini lagi ada di konflik cerita 😆😆

Semoga suka yaa<3

Happt reading!!

***

Saat yang mendebarkan pun tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat yang mendebarkan pun tiba.

Kini Yolan sedang duduk di sebuah ruangan tunggu yang telah disediakan oleh kampus.

Selama menunggu giliran namanya dipanggil Yolan berusaha untuk tenang. Sambil membaca-baca ulang skripsiannya, Yolan juga dalam hati berdoa, minta pertolongan Tuhan.

Mendadak Yolan alim.

Disaat-saat menegangkan gini Yolan kembali teringat isi pesan dari Mamahnya tadi pagi waktu dia hendak pergi ke kampus.

Mamah: morning Sayang mamah gak lupa kok hari ini kamu akan sidang

So sorry karena mamah dan papah gak bisa menemani kamu hari ini. Tapi doa kami selalu menyertai di setiap langkah mu.

Papah dan mamah sangat bangga dan akan selalu bangga dengan kamu. Semangat terus ya Sayang. We love you❤️

Tanpa sadar air mata Yolan menetes. Perasaan dalam hati Yolan sangat campur aduk. Ada rasa haru, sedih. Namun yang jelas Yolan sangat bahagia.

Yolan merasa beruntung di keliling orang-orang yang sayang padanya dan selalu memberi dukungan. Amara, pak Adam, kedua orang tuanya. Yolan tidak ingin mengecewakan mereka. Maka Yolan harus melakukan yang terbaik untuk hari ini.

Yolan segera menghapus sisa air matanya dan tersenyum menyemangati dirinya sendiri. Ada senyum orang tuanya yang Yolan nantikan saat wisuda nanti. Yolan ingin melihat itu.

Tuhan, aku tau sudah terlalu banyak meminta hal kepada Mu. Tapi sekali lagi sungguh aku ingin meminta Tuhan, tolong lancarkan ujian hari ini. Aku ingin bertemu Mamah dan Papah di acara wisudaku nanti. Aamiin.

***

"Ananda Yolanda Aerendella dinyatakan lulus."

Hati Yolan leganya bukan main. Yolan langsung mengangguk sopan dan tersenyum pada dosen-dosen pengujinya.

"Terimakasih banyak bapak, ibu."

Setelah itu dia keluar ruangan yang ternyata ada Amara dan teman-teman yang lainnya.

"Huaaaaaaaaa!" Yolan langsung nangis bombay dan berlari memeluk teman-temannya.

"Nangis karna lulus atau ngulang nih?" Tanya Amara yang sebenarnya ingin menangis juga, tapi dia tahan.

"Lulus lah! Masa engga!"

Amara dan yang lain lantas bersorak heboh, semakin erat memeluk Yolan dengan bangga dan mengucapkan banyak kata selamat.

"Kerjaanya haha-hihi mulu taunya lulus paling awal nih anak."

Yolan menyeka air matanya. Dalam hati juga dia masih belum menyangka bisa berada di titik ini.

"Makasih guys, karena dukungan kalian juga gue bisa bertahan sampai sekarang." ucap Yolan penuh haru.

"Huaaaa gue gak kuatt. Pedes banget ini mata, siapa yang taroh bawang sih!"

Semuanya terkekeh atas celetukan Amara lalu kembali berpelukan.

"Oh iya lupa. Gue bawa cake Yol, tiup lilin dulu ayo!"

"Anjir, gue lulus sidang bukan ulang taun ngapa tiup lilin segala." tawa Yolan.

"Make a wish buat cita-cita elo selanjutnya elah." komentar Amara. "Emang gak bisa diajak romantis-romantisnya nih anak!"

"Ahahaha."

"Ayo Yol." Sebuah cake mini dengan hiasan aesthetic berada di hadapannya. Yolan pun menuruti permintaan teman-temannya. Sejenak Yolan memejamkan mata dan berdoa dalam hati.

Terimakasih banyak Tuhan atas segala nikmat yang telah Engkau berikan. Semoga orang-orang disekelilingku senantiasa berbahagia. Aamiin.

Hufft.

"Yeey!"

Kini kedua tangan Yolan penuh dengan bukcet bunga dari teman-temannya. Ada juga titipan dari fans-fans nya. Hem.

Yolan sempat foto-foto sebetar hingga sebuah ingatan terlintas di kepalanya.

"Guys gue masih ada urusan nih." ucap Yolan pada teman-temannya.

"Urusan apa lagi?"

"Ada deh. Gue udah ditungguin nih kayanya. Kalian balik duluan gapapa? Tunggu di rumah abis itu gue ajak party."

"Asik party. Beneran ya? gue tunggu di rumah nih." kata Amara. Yolan hanya manggut-manggut yakin.

"Oke ayo kita cabut."

"Hati-hati di jalan kalian!" pesan Yolan. Setelah teman-temannya pada pergi barulah Yolan beranjak juga.

"Yolan kira-kira mau kemana ya? gue kok kepo."

"Paling nemuin pak Adam." jawab Amara kelewat santai.

"Sumpah lo?! Yolan jadi deket sama pak Adam?!" Lagi-lagi respon Amara terlihat santai. Amara hanya manggut-manggut.

"Yah sadar sih Yolan cakep, walaupun kadang gila tuh anak tapi pinter, mana baik juga. Keluarganya terpandang lagi!"

"Udah kita sadar diri aja Tik."

Amara terkekeh mendegar ucapan kedua temannya. Namun ada satu hal yang rasanya mengganjal di hati cewek itu.

***

Tok tok tok.

"Silakan masuk."

Yolan perlahan membuka pintu itu lalu dia sedikit melongok ke dalam dengan muka konyolnya.

"Yolan?" kaget Adam, tersenyum lebar. Tak menyangka kalau anak didiknya itu akan datang.

"Selamat siang pak Adam." sapa Yolan balas tersenyum.

"Selamat siang Yolan. Tumben banget ke ruangan saya. Ada apa nih?" Tanya Adam tapi sebelum Yolan menjawab dia kembali bicara. "Ah saya tau. Dari wajah kamu keliatan sih."

Sontak Yolan tertawa. Yolan menghampiri Adam lalu memberikan sebuah buket bunga yang dia bawa dari rumah.

"Ini buat pak Adam."

"Lho kok malah saya yang dapet bunga?" Kekeh Adam sambil tetap menerima rangkaian bunga cantik itu.

"Sebegai tanda terima kasih buat pak Adam. Karena bimbingan pak Adam saya sukses sidangnya." Ucap Yolan sangat tulus. "Sekali lagi terima kasih banyak ya pak."

Adam pun mengangguki dan tersenyum lebih lebar. Matanya bahkan menyipit dan dua lesung pipinya nampak jelas.

"Yolan, kalau saya undang kamu makan malam hari minggu, kamu bisa?"

Tanpa berpikir lama Yolan langsung mengyetujui. "Saya bisa kok pak."

***

Pusing banget didemo sama kalian buat cepet2 update!!..... Tapi aku sukaa😗

Wkwkwk

Terimakasih banyak ya udah mau nunggu setiap kelanjutan cerita Yolan^^

⚠️Spoiler next chapter⚠️ bang Wira bakal muncul woii😃😃

Sampai jumpa di bab selanjutnya!!

Hi, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang