004: antara dua pilihan

153K 10.7K 55
                                    

Selamat hari raya idul adha bagi yang merayakan❣️

Happy reading!!

"Gimana kuliahnya kalian berdua? Papah dengar bulan depan mulai skripsian?" Tanya Prabu saat mereka berempat kumpul di ruang keluarga sambil menyantap buah-buahan yang sudah disiapkan sama ART

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gimana kuliahnya kalian berdua? Papah dengar bulan depan mulai skripsian?" Tanya Prabu saat mereka berempat kumpul di ruang keluarga sambil menyantap buah-buahan yang sudah disiapkan sama ART.

"Iya bulan depan kita berdua mulai skripsian pah."

"Kuliahnya lancar?" Tanya Ami kembali memastikan.

"Lancar kok tante. Ipk Amara aman." Jawab Yolan gantian.

Prabu menatap bangga ke anak putrinya. "Udah besar aja anak Papah. Perasaan baru kemarin Papah ajarin naik sepeda."

"Mamah inget banget pertama kali Amara naik sepeda sendiri masuk ke selokan. Mana selokannya bau."

"Ahahaha. Lo nyungsep Mar?" Tawa puas Yolan pecah.

Amara merengut, menatap sangar temannya itu.

"Mamah pake bongkar aib aku. Jadi diledekin sama dia kan aku nya!"

"Ahahaha. Abis emang lucu banget kok itu. Mamah engga bisa lupain." Kata Ami. "Kamu tau Yolan? Pulang-pulang Amara nangis kejer, bajunya basah sama lumpur, terus mukanya cemong. Ahahaha. Lucu banget. Pasti kamu ketawa engga berhenti-berhenti kalo liat langsung."

Yolan yang diceritakan secara detail oleh Ami jelas semakin terbahak. "Engga usah liat langsung juga aku bisa bayangin kok tante. Pasti itu lucu banget. Ahahaha."

"Ih nyebelin banget kalian berdua. Papah.... belain aku dong." Rengek Amara pada Prabu. Sayang, papahnya yang daritadi hanya senyam-senyum kini ikut menatap geli ke arah Amara.

"Abanggg tolongin Amaraa!!"

Biasanya cuma Wira yang selalu membela Amara kalau sedang diledek keluarganya gini. Derita anak bungsu. Pasti dianggap anak kecil terus.

Wira bukan tipekal kakak laki-laki yang nakal, sering menjalin adiknya. Justru Wira menjaga Amara.

Walaupun pernah beberapa kali Abangnya bersikap jail sih. Namun tetap lebih menjengkelkan ibunya! Yang tukang bongkar aib anaknya.

***

"Mar, lo ngapain di sini? Malem-malem ntar masuk angin lho." Yolan menemukan Amara yang tengah duduk sendirian di ayunan taman samping rumah. Amara nampak sedang mendengarkan lagu dari earphone nya.

"Markonahhh." Panggil Yolan sekali lagi seraya melepas sebelah earphone Amara.

Amara pun menoleh. Awalnya biasa aja tapi sedetik kemudian matanya mendelik tajam. "Ngapain lo ke sini? Sana sama emak gue aja. Ngomongin gue." Ambeknya, enggan menatap Yolan lama-lama.

Sontak Yolan terkekeh geli. "Gue mau di sini aja ah, nyokap lo udah mau tidur."

"Ck. Yaudah gue yang pergi." Amara bangun dari duduknya tapi Yolan segera menahannya.

Hi, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang